Lihat ke Halaman Asli

Ali Mahfud

Pemerhati pendidikan, politik, sepak bola, dan penikmat es kelapa muda

PPG Cuma Omong Kosong

Diperbarui: 11 November 2019   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya membayangkan, di sekolah saya, setiap hari, sebelum pulang setiap guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan hari esok. Bisa disampaikan kepada Waka Kurikulum atau kepala sekolah. (salah satu dari) mereka kemudian memeriksa, mengoreksi, memberi masukan apa yang sebaiknya dimasukkan atau tidak dimasukkan dalam rencana pembelajaran yang saya buat. 

Begitu terus.

Setiap hari. Sepanjang semester.

Kenapa?

Karena itulah yang saya dapatkan ketika mengikuti kegiatan workshop PPG Dalam Jabatan tahun lalu.

Dari kegiatan tersebut, semua pembelajaran di kelas bisa dikontrol dengan baik oleh sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah.

Sehingga seandainya kepala sekolah mempunyai visi tertentu yang ingin ia capai bersama para guru untuk mengembangkan sekolahnya, visi itu bisa benar-benar dijalankan oleh para guru lewat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Tak hanya sampai di situ, supervisi juga harus ada. Secara acak, bergantian, tanpa pemberitahuan kepada guru bersangkutan, kepala sekolah melakukan supervisi, ikut masuk dalam kelas, menyaksikan apa yang dilakukan oleh guru, apakah sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat atau melenceng jauh.

Kegiatan berikutnya, setelah kelas berakhir atau ketika guru tersebut menyerahkan rencana pembelajaran untuk hari berikutnya, kepala sekolah memberikan masukan, koreksi dan juga pujian sebagai hasil supervisinya.

Kenapa demikian? Karena itu yang saya peroleh selama mengikuti wokrhsop PPG Daljab tahun lalu.

Jika tidak demikian?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline