Lihat ke Halaman Asli

Kritik Lobbying Apdesi dalam Kasus Perpanjangan Masa Jabatan Kades

Diperbarui: 10 Mei 2024   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Detik.com

Kebanyakan orang tahu apa itu lobi, tetapi bidang ini selalu menjadi kontroversi. "Prinsip Perilaku Etis Lobi", yang dibuat oleh Pusat Woodstock di Georgetown, menjelaskan bahwa lobi "berarti upaya yang disengaja untuk mempengaruhi keputusan politik melalui berbagai bentuk advokasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan atas nama orang, organisasi, atau kelompok lain."

Teknik lobi merupakan praktek kerja sama atau win win solution yang biasa digunakan Lembaga untuk menyepakati sesuatu terhadap Lembaga lainnya. Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas sekaligus mengkritisi kasus yang viral beberapa waktu yang lalu, yaitu kasus demonstrasi APDESI (Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia) di depan Gedung DPR/MPR RI, untuk mengusulkan perpanjangan masa jabatan kepala desa.

Kronologi Demo APDESI di depan Gedung DPR RI

Demonstrasi yang digelar massa APDESI, di depan Gedung DPR/MPR RI berujung ricuh, Massa memblokade ruas jalan tol hingga melubangi tembok pagar DPR dengan palu. Aksi tersebut terjadi pada Rabu pagi (31 Januari 2024) di depan Kompleks DPR/MPR RI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Demonstrasi berlanjut hingga sore hari dan berakhir ricuh. Ini bukan kali pertama APDESI melakukan demonstrasi. Sebelumnya, massa APDESI juga sempat berdemonstrasi dengan tuntutan serupa, meminta  DPR segera mengesahkan RUU Perubahan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Massa membakar spanduk dan melemparkan botol ke arah polisi hingga memaksa mereka masuk ke  gedung DPR. Aksi semakin intensif ketika massa memblokir jalan tol pusat kota yang berada tepat di depan gedung DPR. Penonton pun semakin panas seiring berjalannya malam.

"Penentuannya hari ini (Pengesahan Revisi UU Desa) bukan nanti, kami bosan dengan janji janji DPR," kata orator dari mobil komando. Polisi kemudian tetap berjaga namun tidak memberikan perlawanan. Polisi pun juga memberi himbauan

Selain itu, mereka memasang water barrier di tengah jalan tol, massa juga memblokade jalan tol yang akibatnya kendaraan yang ingin melaju ke arah Slipi terhalang oleh massa, kemudian, karena setelah berlama-lama di depan Gedung tidak diperbolehkan masuk, akhirnya massa mencoba merusak pagar Gedung dengan palu bogem, bahkan mencoba untuk merobohkan pagar besi tersebut.

Kerumunan massa yang banyak mengalahkan jumlah Polda Metro Jaya yang ikut hadir menghalau demonstrasi, akibatnya mereka justru terkempung oleh kerumunan massa.

Lobbying yang Baik Sebagai Organisasi Resmi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline