Lihat ke Halaman Asli

Puisi sebagai Kunci Menumbuhkan Empati di Kelas Rendah

Diperbarui: 3 Desember 2024   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto anak usia dini membaca puisi (Sumber: biMBA-AIUEO)

 Empati merupakan kemampuan emosional yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan merasakan emosi orang lain melalui sudut pandangnya sendiri (Sari, 2024). Di era perkembangan zaman ini kualitas pendidikan saat ini tidak lagi hanya dilihat dari sudut pandang akademis, tetapi juga bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik dan memperoleh kemampuan untuk berempati. Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa empati pada anak usia dini yaitu melalui puisi. Karena puisi merupakan suatu gambaran seni yang penuh makna dalam nilai-nilai kehidupan, yang disampaikan melalui bahasa yang indah dan simbol kiasan yang menggugah perasaan serta memunculkan refleksi diri sehingga mampu menyampaikan pesan-pesan yang dalam (Pamungkas & Sumarlam, 2016; Rahayu & Pamungkas, 2020, dalam Raden Sudarwo, 2024). Puisi bagaikan terobosan penting bagi anak-anak untuk dapat terlibat secara emosional guna melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Penggunaan bahasa yang jelas dan sederhana namun mendalam dalam puisi sehingga mampu menarik anak-anak untuk memahami pesan-pesan emosional, yang mungkin rumit tetapi menjadi mudah dipahami.

Dalam puisi, anak-anak didorong untuk membaca, mendengarkan, menulis, memvisualisasikan, dan merasakan setiap bait yang terkandung di dalamnya, sehingga mereka dapat dilatih untuk menunjukkan empati dan menghargai perbedaan emosi orang lain. Melalui pengajaran empati, anak-anak yang dilatih terbukti menjadi semakin memiliki jiwa sosial dengan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap perbedaan dan keterampilan membangun hubungan yang lebih baik dengan sesama. Dalam artikel ini kita akan membahas, memperhatikan, dan mempelajari bagaimana puisi dapat menjadi alat yang ampuh untuk menumbuhkan empati pada anak-anak sejak usia dini, dan berikut adalah penjelasan mengapa puisi digunakan sebagai salah satu cara untuk memunculkan empati anak-anak:

  • Bahasa Sederhana dan Menarik: Bahasa yang digunakan dalam puisi anak-anak sederhana dan menarik. Kata-kata yang dipilih dengan sangat hati-hati akan menarik imajinasi dan minat anak-anak.
  • Emosi Universal: Puisi sering kali membahas tema-tema universal seperti persahabatan, keluarga, alam, dan keberagaman. Hal ini memungkinkan anak-anak menemukan titik temu dengan orang lain dan memahami bahwa mereka tidak sendirian.
  • Pengembangan Keterampilan Bahasa: Membaca dan menulis puisi membantu anak-anak mengembangkan kosakata dan pemahaman yang lebih baik tentang struktur kalimat, serta kemampuan untuk mengekspresikan diri.

Menanamkan puisi ke dalam prosedur pembelajaran di sekolah dasar hampir tidak terlalu sulit. Berikut adalah beberapa ide kegiatan yang dapat dilakukan:

  • Membaca dan Membahas Puisi: Cara yang efektif untuk mengajarkan empati kepada anak-anak adalah melalui membaca puisi. Dalam puisi, perasaan sedih, bahagia, atau berani dibagikan dengan semua karakter dalam puisi tersebut. Membandingkan pengalaman sendiri dengan karakter dalam puisi membantu anak-anak melihat bahwa ada berbagai cara untuk bersikap dan bersimpati dengan orang lain. Proses membaca puisi yang diakhiri dengan diskusi kelas juga bisa mendorong anak-anak untuk bertukar pikiran dan perasaan, sebagai bentuk interaksi sosial yang positif. Dengan demikian, puisi tidak hanya sekadar karya sastra, namun juga sebagai indra yang berharga buat berbagi kecerdasan emosional anak.
  • Mendengarkan dan Menghayati: Mendengarkan puisi yang dibaca dengan intonasi yang tepat dapat menjadi cara yang efektif untuk menumbuhkan empati pada anak. Ketika guru membacakan puisi dengan penuh perasaan, anak-anak tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi juga merasakan emosi yang terkandung di dalamnya. Mereka belajar mengenali nuansa suara, ekspresi wajah, dan konteks emosi yang berbeda-beda. Melalui pengalaman mendengarkan ini, anak-anak mulai menyadari bahwa setiap individu memiliki cara unik dalam merasakan dan mengungkapkan perasaan mereka. Dengan demikian, mendengarkan puisi dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan serta membangun empati terhadap orang lain.
  • Menulis Puisi: Menulis puisi adalah sebuah aktivitas yang mendorong anak-anak untuk melakukan introspeksi dan mengekspresikan diri secara kreatif. Melalui penulisan puisi, anak-anak belajar mengenali dan memahami emosi mereka sendiri. Selain itu, dengan berbagi puisi dengan teman sekelas, mereka dapat membangun empati dan saling mendukung. Proses penulisan puisi juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan apresiasi terhadap sastra. Dengan kata lain, menulis puisi tidak hanya menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, tetapi juga menjadi alat yang efektif untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan sosial anak Melalui puisi juga, dapat membantu anak-anak untuk lebih memahami ekspresi diri, berpikir kritis, dan mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya (Ibda, 2024).
  • Drama Puisi: Pementasan puisi adalah sebuah jembatan emas bagi anak-anak untuk mengembangkan empati. Ketika mereka memerankan karakter dalam puisi, mereka tidak hanya mengucapkan kata-kata, tetapi juga hidup dalam dunia emosi karakter tersebut. Dengan merasakan langsung suka duka, kegembiraan, dan kesedihan tokoh, anak-anak mulai memahami bahwa setiap orang memiliki perasaan yang berbeda-beda. Selain itu, berinteraksi dengan teman sebayanya dalam proses pementasan mengajarkan mereka pentingnya menghargai perbedaan dan bekerja sama dalam tim. Melalui pengalaman ini, anak-anak secara bertahap membangun kesadaran bahwa empati adalah kunci untuk memahami dan menghargai orang lain, serta membangun hubungan yang lebih baik dengan lingkungan sekitar mereka

Terdapat pula manfaat jangka panjang empati melalui puisi yaitu tidak hanya bermanfaat untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan anak-anak. Anak-anak yang memahami dan menghargai emosi orang lain cenderung:

  • Memiliki hubungan sosial yang sehat: Mereka lebih mudah membangun hubungan positif dengan teman, keluarga, dan komunitas.
  • Berperan aktif dalam masyarakat: Anak-anak yang empatik cenderung peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, serta berkontribusi untuk kebaikan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa puisi adalah alat yang sederhana namun luar biasa dalam membentuk karakter anak. Melalui puisi, anak-anak belajar memahami, merasakan, dan menghargai perasaan orang lain. Dalam puisi, anak bukan hanya mempelajari tentang menulis atau membaca bait-bait indah, tetapi tentang membangun perasaan, membuka ruang untuk rasa peduli, dan menumbuhkan generasi yang lebih empatik dan manusiawi. Karena di dunia yang semakin kompleks, kemampuan untuk berempati menjadi salah satu keterampilan hidup yang paling berharga. Oleh karena itu, mari kita gunakan keindahan puisi untuk menanamkan empati pada anak-anak kita sejak dini. Dengan begitu, kita tidak hanya mendidik mereka menjadi individu yang cerdas, tetapi juga menjadi manusia yang penuh kasih sayang.

DAFTAR PUSTAKA

Ibda, H. (2023, November 7). Strategi Pembelajaran Puisi Anak. LP MA'ARIF NU Jawa Tengah, hal. 1.

Nurhadi, J. (2023, Februari 3). Manfaat Penulisan Puisi. UPI The Eductiuon University Bahasa dan Sastra Indonesia, hal. 1.

Sari, F. A. (2024). Penanaman Empati Pada Anak Usia Dini Melalui Amal Jumat Di TK Dharma Wanita Ngrupit. Electronic Theses Insitut Agama Islam Negeri Ponorogo, 1-86.

Setiawan, H. (2022, April 19). Berpuisi sebagai Cara Melatih Empati dan Membangun Karakter Positif. Kompasiana Beyond Blogging, hal. 1-3.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline