Lihat ke Halaman Asli

Konser Lady Gaga, Bagaimana Sikap Anda?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kontroversi konser Lady Gaga sangat terasa hiruk pikuknya. Mungkin karena ini dimulai dari satu kata yang dari namanya saja membuat banya pihak pasang radar, 'FPI'. Jika anda seorang muslim dan bukan anggota FPI, bagaimana sikap Anda?

Setidaknya ada dua hal yang menjadi titik perbedaan antara FPI dkk dengan pihak yang menentang sikap FPI. Pertama pada pengkategorian konser Lady Gaga, apakah tergolong sebagai Munkar? FPI beranggapan bahwa itu termasuk sebuah bentuk kemunkaran, sesuatu yang buruk dan memperburuk masyarakat. Sebagian yang lain menganggap bahwa konser ini bukanlah sebuah bentuk kemunkaran. Barang yang sama tapi dinilai dengan acuan yang berbeda.

Kedua, karena (menurut FPI) ini adalah sebuah bentuk kemunkaran, bagaimana menyikapinya? Dalam hal ini mungkin banyak yang tidak tahu bahwa dalam Islam ada sebuah hadist (termasuk hadist Arbain) yang redaksinya sbb;

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim)

Dari hadist tersebut, ada tiga level dalam menyikapi kemunkaran,

Level 1: Menolak dengan hati, dengan tidak menukainya. Inilah level terbawah, level mereka yang imannya paling lemah.

Level 2: Mengubah dengan lisan. Ada aksi dengan kata-kata, menolaknya. Ini lebih tingi tingkatannya dari level pertama yang pasif.

Level 3: Mengubah dengan tangan, atau dengan kekuasaaan. Level yang lebih tinggi dan tentu dengan resiko yang lebih tinggi.

Akan terasa sulit bagi kita untuk memahami sikap FPI yang sepertinya berada di level 3, jika kita berada pada level 1, apalagi jika kita malah tidak merasa tidak suka, atau bahkan mendukung. Ini masalah iman, faith, ideologi, sesuatu yang tidak bisa dipahami jika hanya memakai logika.

Maka, 'dialog-dialog' di tv terlihat hanya debat kusir yang tak berujung, latar belakang pemikiran tidak akan bertemu.

Jadi, sebagai seorang muslim, apa sikap anda?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline