Pendaftaran calon kepala daerah (Cakada) dibuka pada tanggal 27 Agustus 2024 lalu. Menjelang akhir pendaftaran, banyak plot twist yang terjadi. Misalnya teka-teki cagub Jakarta yang diusung PDIP.
Nama Anies Baswedan santer dikaitkan dengan PDIP. Apalagi beredar foto di media sosial Anies Baswedan tengah duduk berdua bersama Rano Karno. Anies memakai batik berwarna merah. Warna yang identik dengan PDIP.
Akan tetapi, dari semua nama cakada yang diusung PDIP tidak ada nama Anies yang muncul. Setelah itu, Pramono Anung naik ke permukaan. Pramono merupakan kader PDIP yang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.
Nama Pramono tidak muncul dalam bursa percaturan pilgub Jakarta. Akan tetapi, PDIP lebih memilih kadernya sendiri untuk berkontestasi di Pilgub Jakarta. Pasangan Pramono-Rano akan bertarung melawan Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Pongrekun-Kun.
Di akhir pendaftaran yaitu tanggal 29 Agustus tepatnya di Jawa Barat, PDIP kabarnya akan mengusung Anies Baswedan yang akan dipasangkan dengan Ono Surono. Hal itu disampaikan oleh Ono sendiri. Ono menyebut 95 persen partainya akan mengusung Anies.
Akan tetapi, hingga akhir pendaftaran Anies lagi-lagi tidak muncul. Sampai akhirnya juru bicara tim Anies menyebut Anies batal diusung di Pilgub Jawa Barat. PDIP kalang kabut, lalu memilih calon dadakan yaitu Jeje-Ronal Suratpradja.
Selain banyak plot twist yang terjadi mulai dari drama pendaftaran hingga putusan MK. Pilkada kali ini menarik. Putusan MK menjadi pemantik dengan ragamnya pilihan masyarakat.
Setidaknya masyarakat bisa lebih leluasa memilih. Tentu yang paling menarik adalah di Pilgub Jawa Timur. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pilgub diikuti tiga pasangan wanita secara langsung.
Pertarungan Tiga Srikandi
Selain Jakarta, Pilgub Jawa Timur juga menarik. Hal itu karena di Pilgub Jawa Timur diperebutkan oleh tiga perempuan.
Ketiganya adalah Khofifah Indar Parawansa yang berpasangan dengan Emil Dardak. Keduanya adalah pertahana. Khofifah-Emil diusung oleh 15 partai yang mayoritas menjadi partai pendukung pemerintah.