Lihat ke Halaman Asli

Dani Ramdani

TERVERIFIKASI

Ordinary people

Final Piala Eropa 2024, Ajang Pembuktian Gareth Southgate

Diperbarui: 14 Juli 2024   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgatr usai membawa timnya ke final Piala Eropa 2024. | Foto: KOMPAS.COM

Partai final Piala Eropa 2024 antara Spanyol melawan Inggris akan berlangsung di Olympiastadion Berlin, (15/07/2024) dini hari waktu Indonesia. Ini adalah final kedua secara beruntun bagi Southgate dan sekaligus akan menjadi ajang pembuktian terbesar baginya. 

Piala Eropa 2024 sudah memasuki partai puncak. Spanyol dan Inggris akan bentrok di final untuk memperebutkan gelar juara. Di semifinal, Inggris dikepung oleh negara yang pernah juara. 

Prancis, Spanyol, dan Belanda sudah mencicipi gelar juara. Hanya Inggris saja yang belum pernah menjuarai kompetisi antarbenua biru tersebut. Meskipun dikelilingi para juara, Southgate mampu membawa timnya back to back ke final Piala Eropa. 

Di final The Three Lions akan ditantang La Furia Roja Spanyol. Di atas kertas, Spanyol lebih diunggulkan karena tampil konsisten sejak fase grup. Hal ini berbeda dengan Inggris yang masih mencoba meramu tim terbaiknya. Meski begitu, selalu ada faktor X yang membuat Inggris bisa tampil di final. 

Perjalanan Inggris

Sejak awal turnamen, Inggris menjadi tim favorit juara karena komposisi tim diisi pemain mumpuni. Akan tetapi, status tersebut perlahan luntur seiring dengan peforma Inggris di fase grup. Banyak yang mengatakan, Inggris selalu hoki. Atau dalam dunia sepak bola, Inggris selalu dinaungi dewi fortuna. 

Di babak grup, penampilan Inggris tidak terlalu mengesankan. Inggris hanya mencetak dua gol dan kebobolan satu gol. Satu-satunya kemenangan Inggris di fase grup saat melawan Serbia. 

Dua laga sisanya melawan Denmark dan Slovenia, Inggris hanya mampu bermain imbang. Bahkan pada laga terakhir kontra Slovenia, fans Inggris sampai melempari Southgate karena kecewa dengan penampilan anak asuhannya. 

Di fase gugur pun saat melawan Slovakia, penampilan Inggris masih kurang baik. Inggris terlihat kesulitan menghadapi Slovakia bahkan harus tertinggal lebih dulu. Untung saja Bellingham dan Harry Kane mampu menyelamatkan Inggris dari kekalahan.

Penampilan Inggris yang tidak konsisten terlihat karena Southgate seperti bingung meracik tim terutama di lini tengah. Southgate bingung mencari tandem Declan Rice.

Pada awal laga, Southgate menaruh Trent Alexander Arnold di lini tengah bersama Rice. Pemain asal Liverpool itu sejatinya bermain di bek kanan. Alhasil, penampilan Inggris belum memuaskan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline