Lihat ke Halaman Asli

Dani Ramdani

TERVERIFIKASI

Ordinary people

Cawe-Cawe Politik Jokowi dan Etika Politik Negarawan

Diperbarui: 6 Juni 2023   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi menyatakan diri akan cawe-cawe pada pilpres 2024. | Foto: Antara via KOMPAS.COM

Memasuki tahun politik, khususnya pilpres 2024, Presiden Joko Widodo makin menunjukkan gelatan politiknya. Tidak seperti sebelumnya yang malu-malu kucing dan enggan intervensi, kini Jokowi menunjukkan tajinya. 

Terbaru,  Jokowi secara terang-terangan ikut cawe-cawe pada pilpres 2024. Hal itu dinyatakan langsung Jokowi di depan para pimpinan redaksi dan konten kreator di Istana Negara, Senin 29 Mei 2023.

Sebelumnya, Jokowi menyebut jika apa yang dilakukannya sah-sah saja selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan untuk kepentingan negara. 

Pilpres 2024 merupakan momen krusial untuk menyiapkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2030. Untuk itu, strategi kebijakan calon pemimpin sangat menentukan apakah Indonesia akan menjadi negara maju atau tidak. 

Gelagat politik Jokowi

Jika kita tarik ke belakang, sebetulnya geliat Jokowi cawe-cawe di pilpres 2024 sudah lama. Hal ini bisa kita saksikan ketika Jokowi mengundang seluruh ketua partai pengusung pemerintah ke Istana Negara pada tanggal 2 Mei silam. 

Menariknya, dalam pertemuan itu tidak ada Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh. Padahal, Nasdem merupakan salah satu partai pendukung pemerintah. Akan tetapi, Jokowi seperti menganaktirikan Nasdem. 

Hal itu bisa kita baca karena Nasdem sudah lebih dulu mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres. Bahkan, Jokowi secara gamblang memang tidak mengundang Nasdem karena telah memiliki koalisi sendiri. 

"Nasdem itu, ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri. Dan ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain," ujar Jokowi (kompas.com)

Hal itu sudah menunjukkan sikap politik Jokowi yang bertentangan dengan Nasdem. Dengan sikap itu, Surya Paloh menyebut jika hubungan antara dirinya dengan pemerintah sudah masuk ke dalam titik terendah. 

Nasdem merasa tidak diakui lagi sebagai partai koalisi pemerintah. Meski begitu, Nasdem akan tetap mendukung pemerintah hingga jabatan presiden Jokowi usai. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline