Lihat ke Halaman Asli

Dani Ramdani

TERVERIFIKASI

Ordinary people

Mahalnya Ongkos Kemanusiaan Piala Dunia Qatar 2022

Diperbarui: 22 November 2022   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar trofi Piala Dunia Qatar 2022 terpasang di sebuah gedung di Doha, Qatar, pada 16 Agustus 2022. (AFP/MUSTAFA ABUMUNES via VOA INDONESIA)

Untuk pertama kalinya gelaran sepak bola terbesar sejagat yakni Piala Dunia digelar di Jazirah Arab lebih tepatnya di Qatar. Piala Dunia Qatar sendiri dimulai dari tanggal 20 November hingga 18 Desember 2022.

Terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah membuat negara tersebut bersolek menyambut kemeriahan Piala Dunia. Beberapa stadion telah dibangun untuk pertandingan nanti. 

Selain itu, ada satu hal yang unik dalam pembangunan stadion tersebut. Stadion yang menjadi venue Piala Dunia dipasang AC. Tentu hal itu tak terlepas untuk mengakali cuaca panas di Qatar. 

Itu sebabnya Piala Dunia kali ini digelar akhir tahun karena negara tersebut sudah memasuki musim dingin. Meski musim dingin, rata-rata suhu di Qatar mencapai 24 derajat celcius sehingga Qatar terus berinovasi, salah satunya semua stadion Piala Dunia dipasang AC raksasa. 

Alhasil kondisi di dalam stadion akan sejuk. Tentu ini menjadi inovasi baru bagi dunia olahraga karena tak sedikit cuaca bisa memengaruhi pertandingan. 

Meski begitu, terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 tidak lepas dari kontroversi. Tahun 2010 lalu, Qatar berhasil menyingkirkan Amerika, Jepang, hingga Korea Selatan yang mana negara tersebut pernah menjadi tuan rumah.

Mantan presiden AFC yakni Mohamed Bin Hammam diduga menjadi dalang suap. Ia membagi-bagikan uang pada petinggi FIFA agar memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter mengaku menyesal telah memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Blatter menyebut saat itu sebenarnya FIFA akan menunjuk Amerika Serikat dengan dalih perdamaian karena Rusia menjadi tuan rumah edisi 2018.

"Memilih Qatar adalah sebuah kesalahan. Pada saat itu, kami Komite Eksekutif FIFA sebenarnya sepakat bahwa Rusia harus mendapatkan Piala Dunia 2018. Setelah itu, Amerika Serikat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Itu akan menjadi isyarat perdamaian jika dua lawan politik lama menjadi tuan rumah Piala Dunia secara bergantian," (kompas.com)

Menurut Blatter, Qatar terlalu kecil dan Piala Dunia terlalu besar untuk Qatar. Blatter mengaku bahwa ia bertanggung jawab atas pemilihan Qatar sebagai tuan rumah karena saat itu ia menjabat Presiden FIFA. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline