Ketika berkuliah, pertemanan saya memang cukup unik. Entah mengapa saya selalu tertarik berteman dengan orang yang berbeda latar belakang, misalnya dari suku dan agama.
Bukannya pilih-pilih, saya hanya ingin belajar lebih jauh dari mereka dan tentu pemahaman toleransi keberagaman akan meningkat.
Saat berkuliah, saya dekat dengan dua orang Batak dan mereka berdua adalah kristen. Dalam beberapa kesempatan, saya dan dua kawan saya selalu bertanya dan mencari tahu mengenai agama yang kami anut.
Hal itu kami lakukan semata-mata ingin menambhas wawasan saja. Dengan begitu, pengetahuan akan agama lain menjadi hal bagus untuk menumbuhkan toleransi.
Tak lupa, saya juga sering bertanya pada teman mengenai pandangannya tentang agama Islam. Saya hanya ingin melihat agama saya melalui "orang luar." Bagi saya, pandagan mereka itu jujur.
Kami juga saling menjelaskan mengenai hari-hari besar di agama masing-masing. Tidak ada sekat di antara kami, kami juga saling mengucapkan selamat satu sama lain.
Hal yang selama ini menjadi perdebatan di ruang publik. Ketika natal, saya kerap mengucapkan selamat pada kawan saya, pun begitu ketika hari besar islam, teman saya kerap memgucapkan selamat.
Bagi saya, ketika melakukan hal itu saya tidak merasa iman saya goyah. Apa yang saya lakukan hanya memosisikan sebagai makhluk sosial, hanya ingin menghargai saja, tak lebih.
Selain itu, kami juga selalu mengingatkan satu sama lain. Misalnya untuk ibadah, teman saya sangat menghargai waktu shalat, mereka tidak segan untuk berhenti melakukan aktivitas sejenak jika adzan berkumandang.
Di luar itu, kedua teman inilah yang getol mengingatkan saya untuk shalat tepat waktu. Pun begitu dengan saya yang kerap mengingatkan agar mereka ke gereja setiap hari Minggu.