Apa barang yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari? Tentu pembaca setuju jika barang yang paling dekat dengan kita adalah ponsel alias HP.
Ponsel bukan lagi menjadi barang mewah, apalagi di masa pandemi seperti saat ini. Ponsel menjadi salah satu benda yang menunjang aktivitas kita. Rasanya kita tidak bisa jauh-jauh dengan benda yang satu ini.
Kehadiran ponsel memang memberi dampak positif bagi kita. Hal itu semakin terasa ketika internet masuk. Dengan adanya internet, kita bisa berkabar dengan sanak saudara tanpa dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Selain itu, kita bisa mengakses informasi setiap detik. Jika dulu harus menunggu koran, kini koran pun sudah beralih ke digital untuk menjangkau pembaca lebih luas lagi.
Kehadiran fitur lain seperti games, media sosial, aplikasi steraming film, musik, dan lainnya membuat manusia seakan sulit untuk lepas dari perbudakan ponsel. Fitur tersebut memunculkan masalah sosial baru, yaitu manusia menjadi lebih individualistik.
Internet mampu menghubungkan orang ke penjuru dunia dan membuat dunia nyata perlahan tergeser. Pada kondisi inilah manusia mulai mengabaikan lingkungan sekitar dan lebih memilih menatap layar ponsel daripada lawan bicara.
Tentu kita pernah bersua dengan seseorang yang khusyuk menatap layar ponsel tanpa henti. Bahkan orang-orang di sekitarnya diacuhkan begitu saja. Sikap cuek bebek tersebut merupakan salah satu dampak negatif ponsel.
Mengenal Phubbing
Disadari atau tidak, manusia adalah budak dari teknologi. Kondisi tersebut terjadi jika teknologi yang mengendalikan kita bukan sebaliknya. Salah satu teknologi yang memperbudak manusia adalah ponsel.
Kita seakan tidak bisa merdeka jika tidak memegang ponsel. Jika sudah begitu, kita adalah objek yang dikendalikan oleh teknologi. Bahkan, karena ponsel ada istilah "yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjauh."