Lihat ke Halaman Asli

Dani Ramdani

TERVERIFIKASI

Ordinary people

Usia Petani Kian Menua, Apakah Indonesia akan Krisis Regenerasi Petani Muda?

Diperbarui: 9 November 2021   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi petani muda Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem. (Foto: KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Siapa yang menggarap sawah itu? Jelas petani. Kira-kira berapa umur si petani itu? Apakah masih muda atau sudah tua? Tentu yang menggarap sudah tua.

Indonesia adalah negara agraris, begitu kata guru saya saat masih SD. Kata itu begitu melekat hingga saat ini. Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Di luar itu, tanah Indonesia juga subur. 

Kondisi geografis negara Indonesia yang dikelilingi gunung berapi membuat tanah menjadi subur. Suburnya tanah tentu dimanfaatkan oleh para petani untuk bercocok tanam. 

Bahkan, saking suburnya tanah kita, Koes Plus menyebutnya sebagai tanah surga. Bayangkan saja, tongkat kayu dan batu saja jadi tanaman. Betapa suburnya negara tercinta kita ini. 

Di sisi lain, jika masih ada sawah di sekitar kita, siapa yang menggarap sawah itu? Jelas petani. Kira-kira berapa umur si petani itu? Apakah masih muda atau sudah tua? Tentu yang menggarap sudah tua.

Hal ini kerap saya jumpai, tidak hanya di sawah, di perkebunan juga sama. Saudara saya kebetulan masih mengandalkan sektor pertanian sebagai profesi, namun hanya orangtuanya saja. 

Selebihnya, anak saudara saya memilih pergi ke kota untuk merantau dan mencari profesi lain di luar bertani. Dari hal itu, kita bisa mengambil konklusi bahwa saat ini bangsa kita krisis petani muda. 

Hal itu senada dengan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 lalu. Jumlah petani di Indonesia per 2019 mencapai 33,4 juta.

Dari jumlah di atas, petani muda yang berusia 20-39 tahun hanya sekitar 2,7 juta atau 8 persen saja. Sisanya sekitar 91 persen atau 30,4 juta berusia di atas 40 tahun, mayoritas dari mereka berusia 50-60 tahun. 

Dihimpun dari data yang sama, dalam rentang waktu 2017-2018, penurunan petani muda cukup memprihatinkan yaitu sebesar 415.789 orang. Dari data di atas, jelas bangsa kita krisis regenerasi petani muda.

Padahal, pertanian merupaka sektor yang penting karena menyuplai makanan dalam kehidupan sehari-hari. Jika minat anak muda menjadi petani menurun, bukan tidak mungkin profesi petani akan hilang di masa depan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline