Beruntunglah kita lahir di negara yang damai. Jauh dari kata perang maupun gencatan senjata. Andaikan kita lahir di negara dengan kondisi perang yang tidak berkesudahan, apa yang akan kita lalukan?
Tentunya menyelamatkan diri bukan? Kemudian ke manakah tempat kita untuk menyelamatkan diri tersebut? Tidak ada yang tahu. Ada yang unik pada pergelaran Olimpiade Tokyo 2020.
Pada upacara pembukaan kemarin, Yunani tampil pada urutan pertama dan membawa bendera negeri para dewa tersebut. Bukan tanpa alasan Yunani berada di urutan pertama.
Hal tersebut karena Yunani tepatnya di Athena olimpiade itu lahir. Jadi hal tersebut merupakan suatu penghormatan kepada Yunani karena telah melahirkan kompetisi cabang olahraga antarnegara tersebut.
Kemudian di posisi kedua bukanlah disusul oleh negara lain. Melainkan diiisi oleh atlet yang tergabung dalam Refugee Olympic Team alias atlet pengungsi.
Ini merupakan kali kedua para atlet dari tim pengungsi tampil di olimpiade. Sebelumnya, atlet pengungsi ini tampil di Olimpiade Rio 2016 lalu.
Hal tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada para atlet. Ini disebabkan karena negara asal para atlet tersebut terlibat konflik yang tidak berkesudahan sampai saat ini.
Jadi para atlet tersebut disatukan dalam satu bendera olimpiade tanpa dilabeli identitas kebangsaan. Mereka tidak bisa mewakili negaranya karena konflik yang sukar selesai.
Hal ini jelas berkebalikan dengan Rusia. Rusia pada olimpiade kali ini berubah menjadi ROC, hal tersebut karena atletnya terlibat kasus doping. Akibatnya bendera, maupun lagu kebangsaan tidak boleh diputar.
Jika para atlet pengungsi kehilangan identitas karena konflik, kemudian disatukan dalam satu bendera olimpiade. Maka Rusia identitasnya berupa bendera, lagu kebangsaan hilang karena kasus doping.