Publik digegerkan dengan sate beracun yang memakan korban. Biasanya sate dibumbui dengan bumbu kacang dan kecap, tetapi untuk sate ini digunakan bumbu lain, yaitu sianida.
Kejadian ini terjadi di Yogyakarta, seorang perempuan asal Majalengka yang bernama Nani Aprilia merupakan pelaku utama dari sate beracun tersebut.
Badirman yang merupakan seorang driver ojol, tengah melaksanakan ibadah shalat Ashar di sebuah masjid di Kawasan Jalan Gayam atau sebelah barat stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba datang seorang perempuan yang memberinya orderan, yaitu mengirim makanan dalam bentuk takjil kepada seseorang yang bernama Tomy, beralamat di Kasihan Bantul.
Sang wanita memberikan uang sebesar 30 ribu, padahal untuk ke sana perlu ongkos 25 ribu. Si perempuan memberikan orderan secara offline dengan dalih tidak mempunyai aplikasi.
Orderan tersebut langsung diterima, meskipun secara aturan perusahaan tidak diperkenankan seperti itu. Alasannya adalah saat pandemi pendapatan Badirman jauh menurun dibanding sebelum pandemi.
Sang driver ojol lantas memacu kendaraannya menuju rumah Tomy. Nani berpesan kepada Badirman jika sudah sampai di lokasi, paket takjil tersebut harus atas nama Hamid.
Singkatnya sang driver sampai di rumah Tomy, kemudian menelpon bahwa ada paket takjil dari Hamid. Tomy berdalih dia tidak mempunyai teman yang bernama Hamid.
Saat itu sang driver ojol diminta untuk membawa takjil tersebut dibawa pulang. Sang driver langsung membawanya pulang, tentu ini adalah rezeki, orderan dapat dan takjil dibawa pulang.
Setibanya di rumah Naba Faiz Prasetya (10) putra sang ojol memakan takjil yang dibawa oleh sang ayah. Namun, nahas sang anak merasakan panas dimulutnya saat memakan sate tersebut.