Lihat ke Halaman Asli

Dani Ramdani

TERVERIFIKASI

Ordinary people

Tidak Ada Tempat bagi Kaum Radikalisme

Diperbarui: 28 Maret 2021   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi radikalisme. via kompas.com

Berita duka datang dari saudara kita yang berada di Makassar Sulawesi Selatan. Ledakan bom terjadi di depan gereja katedral pada pagi waktu setempat. Pelaku dari ledakan tersebut diduga meninggal dunia. 

Akibat kejadian tersebut, beberapa korban yang mengalami luka-luka kini mendapatkan perawatan. Semoga para korban tersebut selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. 

Kejadian tersebut mendapatkan kecaman dari berbagai kalangan, banyak pihak yang mengutuk perbuatan tersebut. Perbuatan yang tidak bisa dibenarkan dari segala aspek apapun. 

Perbuatan tersebut jelas mengganggu kehidmatan para umat kristiani dalam beribadah. Saya tidak tahu motif di balik itu semua, namun yang jelas perbuatan tersebut tidak mencerminkan rasa kemanusiaan. 

Tidak ada satu ajaran apapun yang membenarkan perbuatan itu, perbuatan tersebut hanya menjanjikan kebahagiaan abu-abu. Oleh sebab itu, alasan-alasan yang dibaluti keagamaan hanyalah alasan pembenar versi mereka saja. 

Perbuatan mengancam nyawa orang lain tidak bisa dibenarkan. Perbuatan yang hanya membawa identitas agama tertentu justru akan mencoreng agama tersebut. Oleh sebab itu, perbuatan semacam itu tidak boleh dikaitkan dengan agama apapun. Karena pada dasarnya semua agama mengajarkan kebajikan. 

Saya lebih senang menyebut mereka dengan kaum radikalisme, radikal kini maknanya telah melenceng dari yang sebenarnya. Karena pada dasarnya radikal itu salah satu metode berpikir dalam filsafat, yaitu berpikir sampai ke akar-akarnya.

Namun makna tersebut berubah jauh ketika ditambah dengan kata "isme" sehingga menjadi radikalisme, suatu ajaran atau paham yang menginnginkan perubahan secara drastis dengan jalan yang tidak bisa dibenarkan. 

Paham tersebut tentunya harus ditekan karena bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa kita. Adanya paham tersebut menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa kita. 

Alasan-alasan yang dibalut dengan agama, politik, entah itu janji akan surga maupun jihad tidak bisa diterapkan sepenuhnya dalam kondisi saat ini. Oleh sebab itu, dalam menafsirkan sesuatu hendaklah dilihat dari segi kontesktualnya, jangan hanya dari segi tekstual semata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline