Lihat ke Halaman Asli

Dani Octarian

Mahasiswa

Menuju Zero Stunting, Mahasiswa KKN UNDIP Desa Dukuh Tingkatkan Keterampilan Ibu untuk Mencegah dan Menangani Stunting

Diperbarui: 15 Februari 2023   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demonstrasi Pembuatan PMT/Dokpri

Sragen (11/02/2023) -- Stunting adalah masalah gizi kurang kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama. Masalah gizi ini ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar anak pada usianya. Stunting masih menjadi salah satu masalah gizi yang dihadapi negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia.

Masalah gizi ini banyak ditemukan pada anak-anak, terutama yang hidup di daerah pedesaan. Daerah pedesaan cenderung memiliki perekonomian yang tergolong menengah ke bawah. Hal ini akan menyebabkan akses terhadap pangan terbatas sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai dengan gizi seimbang. Selain itu, rendahnya pengetahuan menyebabkan masyarakat kurang terampil dalam mencegah dan menangani stunting.

Kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya tubuh yang lebih pendek, stunting menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit infeksi dan penurunan kognitif.
 

Praktik Pembuatan PMT oleh Ibu/Dokpri

Berdasarkan penuturan bidan pada Poliklinik Desa Dukuh, terdapat 3 balita yang mengalami stunting berdasarkan hasil pengukuran posyandu. Oleh karena itu, KKN Tim 1 UNDIP Desa Dukuh membentuk sebuah program kerja untuk mencegah dan menangani stunting. 

Pada hari Selasa (17/01/2023), KKN Tim 1 UNDIP Desa Dukuh berkolaborasi dengan bidan dan kader kesehatan Desa Dukuh mengadakan program kerja Pelatihan Pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Mencegah dan Menangani Stunting. 

Sasaran dari program kerja ini adalah ibu dengan balita pada Desa Dukuh. Kegiatan program kerja meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan anak, penulisan pada KMS, pemaparan materi terkait stunting dan PMT oleh bidan, demonstrasi pembuatan PMT oleh KKN Tim 1 UNDIP Desa Dukuh, serta praktik pembuatan PMT oleh ibu-ibu dengan balita.
 

Pengukuran Tinggi Badan Balita/Dokpri

Materi disampaikan secara lisan oleh bidan dan menggunakan leaflet sebagai media edukasi pembantu. Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP Desa Dukuh mendemonstrasikan pembuatan PMT berupa jenang campur menggunakan bahan lokal yang mudah ditemukan. Jenang campur berisi bahan pangan protein nabati yang baik untuk mendukung pertumbuhan anak. 

Kemudian ibu-ibu selaku peserta kegiatan mempraktikkan pembuatan jenang campur. Jenang campur terbuat dari bahan yang mudah ditemukan di wilayah sekitar. 

Dengan begitu ibu-ibu dapat dengan mudah mempraktikkan pembuatan PMT di rumah masing-masing. Peserta dengan antusias mengikuti kegiatan dan berperan aktif saat praktik membuat PMT.
 

Peserta Program Pelatihan Pembuatan PMT/Dokpri

Dengan dilaksanakan program tersebut, diharapkan program kerja ini dapat meningkatkan keterampilan ibu dengan balita dalam pembuatan PMT menggunakan bahan lokal untuk mencegah dan menangani stunting. "Tidak hanya menghidupkan kembali Posyandu Mawar 1, program kerja ini juga mengajarkan ibu-ibu untuk lebih sadar bahaya stunting pada balita serta mengajarkan untuk mencegahnya", ujar Bu Ngatmi selaku kader kesehatan Posyandu Mawar 1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline