CAMPAKAMULYA, KABUPATEN BANDUNG (8/8) -- Ditengah kondisi Pandemi COVID 19 tidak menyurutkan semangat untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan KKN Undip kini dilakukan di Kampung masing-masing yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juli -- 15 Agustus 2020. Hal ini bertujuan untuk dapat menghindari dan meminimalisir penyebaran COVID 19.
Di tengah kondisi pandemi COVID 19 ini juga mitigasi bencana lainnya juga perlu dilakukan agar tetap dapat menjaga kesejahteraan masyarakat. Memasukin musim penghujan sering terjadi bencana tanah longsor akibat hujan turun sangat deras pada suatu wilayah sehingga menyebabkan tanah tidak dapat menahan volume air yang masuk kedalam tanah. Program mitigasi bencana tanah longsor perlu didukung dengan pemetaan lokasi yang rawan terhadap gerakan tanah.
Pemetaan daerah yang telah dilakukan pada Desa Campakamulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung bertujuan untuk melihat lokasi yang berpotensi longsor. Desa ini memiliki kontur yang cukup rapat dan memiliki morfologi berupa pegunungan dan terdapat lereng yang terjadi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah.
Dari hasil pemetaan tersebut didapatkan hasil berupa batuan penyusun dari Desa ini merupakan batuan gunung api berupa breksi vulkanik yang mana telah mengalami pelapukan yang cukup intens. Kemudian terdapat lereng-lereng dan terdapat kawasan terbuka yang vegetasinya cukup jarang sehingga hal ini dapat memicu terjadinya gerakan tanah.
Dari hasil pemetaan tersebut dilakukan pembuatan peta kerwanan bencana longsor berdasarkan data yang telah diambil dilapangan dan juga data citra satelit untuk melihat pelurusan dan juga kelerengan dari Desa Campakamulya.
Setelah melakukan pengumpulan data dilakukan pengolahan dengan perangkat lunak berupa ArcMap 10.4.1 untuk mendapatkan peta kerawanan bencana longsor. Setelah ini dibuat poster untuk edukasi masyarakat agar mengetahui upaya yang perlu dilakuan apabila sebelum terjadinya dan sesudah terjadi bencana longsor, sedangkan untuk daerah yang telah yang memiliki lereng yang cukup curam dan pola tanam yang tidak konservatif diperlukan perlakuan khusus.
Penulis : Dani Muhamad iqbal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H