Lihat ke Halaman Asli

Danik Widiastuti

Menuntut ilmu di uin rms

Alasan dan Dampak dari Perceraian

Diperbarui: 8 Maret 2023   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Misty Pramesthi_212121019
2. Usamah Syaiful Islam_212121002
3. Arya Maulana Saputra 21212121143
4. Ummi Anisatul Amiroh_212121137
5. Fransisca Dewi Eva Chatalina_212121013
6. Danik widiastuti_212121034

1.     Menganalisis kasus
Perkawinan adalah suatu ikatan yang dapat mengikat suami istri untuk saling memiliki, saling mencintai, dan juga saling mengasihi. Perkawinan yang sah adalah perkawinan yang sesuai dengan agama dan juga dicatatkan agar memiliki kekuatan hukum yang sah terhadap negara dan juga mempunyai manfaat untuk melindungi hak-hak wanita dan anaknya.
Namun tak jarang banyak orang juga yang mengalami kegagalan dalam perkawinannya, yang biasa disebut dengan perceraian. Banyak faktor yang menyebabkan perceraian. Bisa karena faktor ekonomi, kekerasan dalam berumah tangga, poligami tanpa izin atau juga karena adanya konflik dalam rumah tangga yang berkepanjangan. Kasus seperti ini banyak terjadi, terutama di Kabupaten Wonogiri.
Melihat dari banyaknya kasus perceraian yang ada di Kabupaten Wonogiri yang meningkat 30% di tahun 2010, entah karena cerai gugat atau karena kekerasan dalam rumah tangga, maka dari itu perlu sekali persiapan yang matang untuk menghadapi jenjang pernikahan. Perlu persiapan dari berbagai pihak, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal dalam artian matang persiapan mentalnya agar ketika terjadi permasalahan tidak salah dalam mengambil keputusan dan bisa berpikir dengan kepala dingin. Secara eksternal dalam artian mapan secara finansial.
Walaupun perceraian adalah sesuatu yang dibolehkan, namun bukan berarti boleh dilakukan ataupun diwajarkan. Harus sebisa mungkin untuk meminimalisir terjadinya perceraian. Hal ini harus ada usaha dari suami istri untuk tetap menjaga keharmonisan dan juga para lembaga negara seperti BP4 (Badan Penasihat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan untuk memberikan pembinaan baik secara ekonomi maupun keagamaan dalam mempersiapkan diri menghadapi perkawinan.
 
 
2.     Pada dasarnya faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian
Pada dasarnya faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian masing-masing keluarga mempunyai alasan berbeda satu dengan lainnya. Adapun faktor-faktor yang sering terjadi hingga mengakibatkan perceraian dalam rumah tangga adalah :
1. Faktor Ekonomi, Tingkat kebutuhan ekonomi di zaman sekarang ini memaksa kedua pasangan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sehingga seringkali perbedaan dalam pendapatan atau gaji membuat tiap pasangan berselisih, terlebih apabila sang suami yang tidak memiliki pekerjaan. Dengan melihat kembali keadaan penduduk, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk umumnya Indonesia berpenghasilan rendah bahkan penghasilan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan hidup, sehingga dengan tidak tercukupinya kebutuhan dapat menyebabkan pertentangan dalam keluarga. Karena masalah ekonomi tersebut percekcokan sering terjadi di dalam keluarga karena sang suami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, menyebabkan sang istri merasa kecewa dan merasa menderita sehingga dengan keadaan seperti ini dapat mengakibatkan kepada perceraian.
2. Faktor Usia, Faktor usia yang menjadi penyebab perceraian dalam pernikahan biasanya adalah pernikahan yang di lakukan pada usia muda atau pernikahan dibawah umur. Pernikahan di bawah umur membuat mereka belum siap mengatasi berbagai pertikaian yang mereka jumpai dalam kehidupan berumah tangga. Ketidaksiapan pasangan tentu berhubungan dengan tingkat kedewasaan, mengatasi persoalan yang terkait dengan kehidupan, seperti keuangan, hubungan kekeluargaan, pekerjaan setiap pasangan atau cara mereka berpikir dan bertindak dalam menentukan keputusan. Makin lama usia perkawinan maka semakin bertambah kewajiban dan tanggung jawab apalagi jika telah memiliki anak. Oleh karena itu banyak keluarga dari perkawinan dini kandas karena ketidak mampuan mereka dalam mengatasi masalah yang timbul dalam rumah tangga.
3. Kurang Pengetahuan Agama, Agama adalah merupakan sarana petunjuk jalan yang tepat dalam segala kegiatan oleh karena itu bila di dalam diri anggota keluarga atau pimpinan keluarga tanpa bekal agama yang kuat, maka rumah tangga tidak akan dapat dibina dengan aman dan tentram. Biasanya orang yang kurang mendapat pendidikan, bila mendapat suatu kesulitan dalam hidup ia menjadi tidak tentram dan bisa akhirnya anggota-anggota keluarga yang lain menjadi sasaran (dipukuli), dan selanjutnya kemungkinan besar keluarga itu berada dipinggir jurang kehancuran. Banyak terjadi perceraian karena kurangnya pengajaran terhadap agama karena itu. Semakin jauh keluarga itu dari ajaran agama maka kemungkinan semakin kacau keadaan keluaga itu dan semakin susah membangunnya kembali.
4. Lingkungan, Keluarga merupakan unit terkecil dari susunan kelompok masyarakat dan merupakan sendi dasar dalam membina dan mewujudkan suatu bangsa, keluarga membentuk karakter yang berpengaruh kuat kepada lingkungannya, jika karakter yang dihasilkan oleh keluarga itu baik, maka akan membentuk suatu bangsa yang baik, sebaliknya akan membentuk suatu bangsa yang buruk jika karakter yang dihasilkan dalam keluarga buruk.
5. Penggunaan media dan teknologi, Penyebab problem yang mereka alami beragam mulai dari faktor internal hingga eksternal. Persoalan internal biasanya dipicu tekanan ekonomi dan perselingkuhan. Adapun pemicu eksternal di antaranya pengaruh doktrin modernisasi, teknologi, dan ketimpangan gaji antara suami dan isteri yang sama-sama bekerja.
6. Ketidak Sesuaian Pendapat dalam Rumah Tangga. Apabila dalam keluarga tidak terdapat kesesuaian pendapat antara sesama anggotanya maka ketentraman, kebahagian, dan kehangatan dalam keluarga sulit di dapat. Perbedaan pendapat, pertengkaran, percekcokan, dan perselisihan yang terus menerus menyebabkan hilangnya rasa cinta dan kasih sayang. Pertengkaran yang terus-menerus akan memicu perceraian. Kesesuaian pendapat sangat penting dalam keluarga karena memberikan pengaruh untuk memperkokoh berdirinya suatu keluarga yang damai.
 
3.     Apa saja alasan perceraian
Alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian menurut UU Perkawinan, yakni:
 
Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
-        Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemauannya;
-        Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
-        Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;
-        Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri;
-        Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
 
4.     Apa dampak dan akibat perceraian
Prceraian dapat memiliki dampak dan akibat yang signifikan pada pasangan yang bercerai, anak-anak, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan,  dampak dan akibat yang sangat berbeda-beda pada setiap individu dan keluarga yang terlibat. Berikut adalah beberapa dampak dan akibat yang mungkin terjadi akibat perceraian:
-           Stres dan trauma emosional: Perceraian dapat menyebabkan stres yang berat dan trauma emosional bagi pasangan yang bercerai dan anak-anak mereka. Dan dapat mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik.
-        Kerugian finansial: Perceraian juga dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi pasangan yang bercerai dan anak-anak mereka. Biaya perceraian seperti biaya pengacara, biaya perumahan dan biaya hidup yang ditingkatkan setelah perceraian, dan kemungkinan pembayaran dukungan anak dan pasangan dapat mempengaruhi kondisi keuangan seseorang.
-        Pengaruh buruk pada anak-anak: Anak-anak yang terlibat dalam perceraian orang tua mereka mungkin mengalami pengaruh buruk pada kesehatan mental dan emosional mereka. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan dengan orang lain, rendah diri, kecemasan, dan kesulitan belajar.
-        Masalah sosial: Perceraian juga dapat menyebabkan masalah sosial dalam masyarakat, seperti peningkatan angka perceraian, penurunan tingkat kelahiran, dan peningkatan jumlah anak yang lahir di luar pernikahan.
-        Kehilangan dukungan sosial: Pasangan yang bercerai dapat kehilangan dukungan sosial dan emosional dari teman dan keluarga. Hal ini dapat memperburuk kondisi stres dan masalah kesehatan mental yang dialami oleh pasangan yang bercerai.
Semua dampak dan akibat tersebut dapat berbeda-beda pada setiap pasangan dan situasi perceraian. Jika perceraian memang menjadi pilihan terbaik, maka ada baiknya untuk mencari bantuan dan dukungan dari profesional dan keluarga agar dampak dan akibat yang muncul dapat diminimalkan.
 
5.     CARA MENGATASI PERCERAIAN DAN DAMPAKNYA
 
Perceraian adalah situasi yang sangat sulit bagi semua orang yang terlibat di dalamnya, termasuk pasangan yang bercerai, anak-anak, keluarga, dan teman-teman. Namun, ada beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi perceraian dan mengurangi dampaknya: Berbicara dengan pasangan: Cobalah untuk berbicara dengan pasangan Anda terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bercerai. Terkadang, masalah dapat diatasi dengan komunikasi yang lebih baik.Terapi pasangan: Jika Anda dan pasangan masih mencintai satu sama lain dan ingin memperbaiki hubungan, terapi pasangan dapat membantu Anda memperbaiki masalah dan menemukan solusi yang lebih baik. Terapi keluarga: Terapi keluarga dapat membantu Anda dan keluarga Anda mengatasi stres dan trauma yang terkait dengan perceraian. Ini juga dapat membantu Anda membangun hubungan yang lebih baik setelah perceraian.
       Mediasi: Mediasi dapat membantu Anda dan pasangan Anda mencapai kesepakatan yang baik mengenai pemisahan harta dan hak asuh anak-anak. Ini dapat membantu mengurangi perselisihan dan konflik di masa depan.
*       Advokat: Jika Anda memutuskan untuk bercerai, penting untuk memiliki advokat yang baik dan terpercaya. Mereka dapat membantu Anda memahami hak Anda dan membantu Anda mencapai kesepakatan yang baik dengan pasangan Anda.
Dampak perceraian dapat sangat berat, terutama bagi anak-anak. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi dampaknya:
-           Bicarakan dengan anak-anak: Jangan menyembunyikan kenyataan dari anak-anak. Cobalah untuk membicarakan situasi dengan mereka secara jujur dan terbuka.
-         Jangan mencampurkan anak-anak dengan konflik orang dewasa: Jangan memaksa anak-anak untuk memilih satu orang tua atas yang lain atau menjadikan mereka sebagai alat untuk membalas dendam pada pasangan Anda.
-        Terapi anak: Terapi anak dapat membantu anak-anak mengatasi stres dan trauma yang terkait dengan perceraian. Ini juga dapat membantu mereka membangun hubungan yang lebih baik dengan kedua orang tua.
-        Jadwalkan waktu bersama anak-anak: Cobalah untuk tetap menghabiskan waktu dengan anak-anak Anda dan membuat mereka merasa dicintai dan dihargai.
-         Menjaga hubungan yang baik dengan mantan pasangan: Cobalah untuk menjaga hubungan yang baik dengan mantan pasangan Anda, terutama jika Anda memiliki anak-anak bersama. Ini dapat membantu mengurangi konflik dan membuat kehidupan lebih mudah bagi semua orang yang terlibat.
-        Tetaplah positif dan berusaha untuk mengatasi masalah dengan cara yang baik dan konstruktif. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari keluarga, teman, atau profesional jika Anda membutuhkannya
 
Solusi mengatasi
-        komunikasi yang Baik: Komunikasi yang buruk adalah salah satu penyebab utama perceraian. Berbicaralah secara terbuka dengan pasangan Anda dan dengarkanlah apa yang mereka katakan. Berbicaralah dengan lembut dan jangan mengambil sikap defensif.
-        Konseling Pernikahan: Konseling pernikahan dapat membantu pasangan memperbaiki masalah dalam pernikahan mereka. Seorang terapis dapat membantu pasangan menemukan cara untuk mengatasi perbedaan mereka dan meningkatkan komunikasi.
-        Kesetiaan: Kesetiaan adalah hal penting dalam pernikahan. Jika Anda atau pasangan Anda merasa tergoda untuk berselingkuh, berbicaralah dengan pasangan Anda dan temukan cara untuk memperbaiki masalah dalam pernikahan.
-        Kompromi: Setiap pasangan memiliki perbedaan pendapat dan keinginan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk belajar untuk kompromi dalam pernikahan mereka. Kompromi dapat membantu pasangan menemukan solusi yang memuaskan untuk masalah dalam pernikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline