Lihat ke Halaman Asli

Dampak Letusan Gunung terhadap Pemanasan Global

Diperbarui: 25 September 2017   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak perdebatantentang peranan manusia dalam perubahan iklim global (Global Warming). Beberapa ahli berpendapat bahwa peranan tersebut dapat melaluipembakaran bahan bakar fosil dan pelepasan chlorofluorocarbon (CFC) gas, dan merekaberpendapat bahwa interaksi manusia menimbulkan ancaman yang lebih terhadap atmosfer bumi daripada proses alam, seperti letusan gunung berapi. 

Hal ini menjadikanpemahaman tentang peran letusan gunung berapi dalam mempengaruhi perubahan iklim global sangat penting. Apa pun sumbernya, perubahan komposisi partikel di atmosfer bumi menghasilkan tiga dampak:

Dampak terhadap Ozon Asam klorida (HCl) telah terbukti efektif dalam menghancurkan ozon namun, studi terbaru menunjukkan bahwa HCl dari aktivitas vulkanik (Volcanic Hcl) hanya samapi pada troposfer (bawah stratosfer), hal ini disebabkan oleh hujan yang terlebih dahulu mencucinya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Hcl tidak pernah memiliki kesempatan untuk bereaksi dengan ozon.Di sisi lain, data satelit setelah 1991, letusan Mt.Pinatubo (Filipina) dan Mt.Hudson (Chile) menunjukkan hilangnya ozon 15-20 %, dan 50% ozon yang hilang berada di atas Antartika.Dengan demikian, tampak bahwa letusan gunung berapi dapat memainkan peran penting dalam mengurangi tingkat ozon.

Namun, peranan tersebut tidak secara langsung karena tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan Volcanic HCl.Partikel letusan yang dihasilkan, atau aerosol, muncul danberinteraksi dengan klorin dan bromin - senyawa dari manusiachlorofluorocarbon(CFC).Untungnya, partikel vulkanik akan keluar dari stratosfer dalam dua atau tiga tahun, sehingga efek dari letusan gunung berapi pada penipisan ozon hanya dalam jangka pendek.

Meskipun aerosol vulkanik memberikan katalis untuk penipisan ozon, penjahat sebenarnya dalam menghancurkan ozon adalah CFC yang dihasilkan manusia.Para ilmuwan berharap lapisan ozon pulih karena pembatasan pada CFC dan bahan kimia perusak ozon lainnya oleh PBB dalam Protokol Montreal mengenai Bahan yang Merusak Lapisan Ozon.Namun, letusan gunung berapi di masa mendatang akan menyebabkan fluktuasi dalam proses pemulihan .

Dampak terhadap Bertambahnya Gas Rumah Kaca (GRK)

Letusan gunung berapi dapat meningkatkan pemanasan global dengan menambahkan CO2 ke atmosfer. Namun, jumlah CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia setiap tahun masih lebih besar daripada letusan gunung berapi. TM Gerlach (1991,American Geophysical Union) mencatat bahwa CO2 dari aktivitas manusia 150 kali lebih banyak daripada CO2 letusan gunung berapi. 

Dampak kecil dari pemanasan global yang disebabkan oleh gas rumah kaca akibat letusandiimbangi olehbesarnya dampak dari pendinginan global yang disebabkan oleh partikel letusan yang dihasilkan di stratosfer (efek kabut). Pemanasan rumah kaca di bumi sangat jelas terasa sejak tahun 1980. Tanpa pengaruh pendinginan letusan seperti El Chichon (1982) dan Mt. Pinatubo (1991), pemanasan rumah kaca akan menjadi lebih jelas.

Efek Kabut (Haze Effect)

Letusan gunung berapi memiliki efek kabut lebih besar dari pada efek rumah kaca, dan dengan demikian mereka dapat menurunkan suhu global rata-rata.Menurut Gerlach, selama bertahun-tahun kontribusi aktivitas vulkanik terbesar dari efek kabut adalah ketika partikel abu tersuspensi di bagian atas atmosfer dan menghalangi radiasi matahari.Letusan 1980 dari Mt.St Helens menurunkan suhu global dengan 0.1 derajat Celcius, letusan dari El Chichon menurunkan suhu global tiga sampai lima kali lipat.Meskipun letusan Mt.St Helens mengeluarkan sejumlah besar abu di stratosfer, letusan El Chichon mengeluarkan material vulkanik dalam jumlah yang jauh lebih besar dari gas yang kaya sulfur (40x lebih).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline