Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa untuk Kemanusiaan

Diperbarui: 9 Mei 2020   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto pribadi

Hari ini, Mahasiswa asal daerah saya, Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun membuat suatu kegiatan untuk menjadi manusia yang memanusiakan manusia.

Kegiatan ini berawal dari kekecewaan terhadap beberapa gereja yang  seakan"tidur" saat banyak diantara jemaat yang kelaparan, pendapatan menurun sampai terkena PHK akibat pandemi Covid-19 ini. Gereja hanya hadir sebagai rutinitas belaka, membagikan tertip acara kebaktian, tak lupa di akhir tertib acara mengingatkan jemaatnya untuk memberikan PERSEMBAHAN.

Saya tidak tau, apakah saya terlalu berharap lebih kepada gereja yang di urusi oleh beberapa orang religius, atau saya sedang berdosa dan jangan jangan saya sedang menghujat gereja. Entahla. Tapi satu sisi positif hari ini, anak anak muda hasil "didikan" gereja gereja itu menjadi manusia yang memanusiakan manusia.

Ketika mendengar gereja tempat saya beribadah juga tidak membuat sesuatu, saya mengkritik gereja melalui pelayannya termasuk ayah saya. Lalu dia menantang saya untuk berbuat sesuatu dengan melibatkan anak anak muda di desa. Tantangan saya terima dan segeranya saya menghubungi para Mahasiswa.

Respon Mahasiswa saat itu beragam, ada yang awalnya semangat, ada yang tak mau tahu bahkan takut kalau ini tidak terjadi. Lebih parahnya lagi, takut menjadi omongan orang lain. Tapi saya tetap berusaha dan meyakinkan bahwa Mahasiswa bisa berbuat sesuatu.

Akhirnya 7 orang Mahasiswa memberikan komitmen dibantu 3 orang alumni, termasuk saya. Para Mahasiswapun berhasil mengumpulkan donasi dalam kurun waktu 5 hari, Rp.3.010.000. Tidak banyak memang, tapi PujiTuhan bisa membantu saudara saudara yang sangat membutuhkan bantuan saat ini.

Kamipun menjadikannya paket sembako terdiri dari beras, gula, minyak, telur dan mie instan. Dari paket tersebut, terkumpul menjadi 36 paket dan dibagikan kepada 36 Kepala Keluarga yang kami anggap sangat membutuhkan bantuan.

Walau kegiatan positif seperti ini yang dilakukan, tidak terlepas dari suara suara negatif dari beberapa orang dan ini menjadi salah satu alasan dan ketakutan banyak orang untuk tidak berbuat sesuatu. 

Untungnya, ayahku selalu bilang, setiap perbuatan baik pasti ada yang menganggap itu buruk, sebaliknya setiap perbuatan jahat pasti ada yang memujinya dan menganggap itu baik. Jadi maju terus kalau ingin berbuat sesuatu untuk kebaikan.

Akhirnya, ada kepuasan tersendiri ketika kita mampu untuk berbuat sesuatu yang baik kepada orang lain. Ucapan terimakasih, serta doa dan harapan sipenerima menjadi balasan yang sangat berarti untuk kami. Saya tetap percaya, ada banyak orang baik di dunia ini, meski saya juga percaya dunia tidak akan lebih baik.

Memanusiakan manusia. Kalimat ini sederhana tapi sarat akan makna. Kalimat ini pertama kali saya dengar dari seorang tokoh agama, Gus Mus. Saya ingat betul wejangannya dalam acara Mata Najwa;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline