Lihat ke Halaman Asli

Relawan Jokowi Bersatulah

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pencalonan Komisaris Jendral Budi Gunawan oleh Jokowi untuk menjadi Kapolri memperjelas bahwa Jokowi sangat tidak independen dalam memutuskan kebijakan, sampai ada  lelucon bahwa Jokowi diatur oleh KMP, akronim KMP ini bukan Koalisi Merah Putih tapi Kalla,Mega,Paloh.

Dalam menyusun kabinet jelas terasa  intervensi dari para partai pendukung Jokowi, 15 menteri Jokowi adalah orang-orang yang berasal dari partai politik yang dibilang profesional juga terasa ada titipan orang-orang tertentu contohnya Sofyan Djalil sebagai menteri kordinator perekonomian adalah orang dekat Jusuf Kalla, tidak puas dengan hanya menempatkan Sofyan Jalil saja Kalla juga menempatkan mantan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia sebagai Direktur utama PLN, sedangkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Nasdem tidak puas dengan menempatkan 3 orang menteri  saja dia juga meminta jatah Jaksa Agung HM Prasetyo, sedang megawati tidak puas hanya menempatkan 5 orang menteri dari PDIP tapi juga meminta jatah Kapolri yang akhirnya menjadi polemik dan sampai sekarang gagal dilantik.

Mengapa Jokowi begitu lemah sehingga mengakomodir banyak kepentingan dalam membuat kebijakan ? ini dikarenakan Jokowi tidak mempunyai kekuatan yang nyata, kekuatannya bersifat cair tidak ada satupun parpol yang dapat dikontrol oleh Jokowi sehingga dalam parlemen sebenarnya Jokowi tidak mempunyai kekuatan yang nyata, akibatnya kita mempunyai presiden yang sebenarnya diperintah oleh para elite - elite politik, elite-elite politik ini selalu mementingkan kepentingan pribadi dan golongan diatas kepentingan bangsa,  Jokowi sadar hal tersebut.

Kita sadar bahwa mengantungkan nasib kita kepada elite-elite politik tersebut tidak akan membuat bangsa kita maju , Jokowi sebenarnya adalah personifikasi dari rakyat yang muak terhadap elite-elite tersebut, tapi sayangnya Infrastruktur  politik telah meraka kangkangi, tidak hanya itu  media TV sebagai salah satu pembentukan opini nyaris 100% mereka kuasai, untungnya masih ada media online yang belum mereka kuasai.

Gagalnya pelantikan komisaris jendral Budi Gunawan salah satunya sebabnya adalah penolakan dari masyarakat madani yang ramai di sosial media serta melakukan demo di gedung KPK, Jokowi sebenarnya sudah menduga bahwa dia tidak akan kuat menghadapi tekanan dari elite  elite politik  makanya ketika setelah dia dilantik dia meminta para relawan tidak membubarkan diri tapi terus mengkritisi kebijakanya bila kebijakanya melenceng akibat tekanan elite-elite politik.

Tapi sayangnya para relawan Jokowi ini tidak terbentuk dalam satu wadah yang sama, alangkah baiknya bila para relawan Jokowi yang ingin negara ini terlepas dari kepentingan busuk para  elite elite politik bersatu dalam satu wadah, lupakan perbedaan mari bersatu untuk INDONESIA YANG BARU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline