Lihat ke Halaman Asli

Sondang

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat jalan Sondang

Kepergianmu menyisakan banyak pertanyaan

Apakah layak membakar diri?

Namun prinsip telah ditetapkan

Pengorbanan telah diambil sebagai jalan

Suatu pilihan yang tidak dapat didikte siapapun

Tidak ada yang berhak menghakimi

Apalagi harus menggurui

Kematianmu bukan untuk pelajaran

Tapi menjadi tonggak sejarah perjalanan melawan korupsi

Petaka korupsi mungkin tak hilang di negeri ini

Tapi kematianmu mengiriskan luka

Dan mengingatkan bahwa perjuangan melawan korupsi

Tidak boleh berhenti

Sama sekali tidak boleh berhenti

Darah si miskin masih kuat berteriak

Mereka bertanya: Hai bejat, kemana itu uang untuk rakyat?

Jutaan dari mereka sedang mati pelan-pelan

Mati dalam penderitaan

Mati dalam kepapaan

Mati dalam kesia-siaan

Itu sebabnya...

Kami tidak peduli apa kata rohaniwan atas kematianmu

Kami tidak perlu psikolog menganalisisnya

Nyawa Sondang terus berteriak “basmi koruptor”

Kami gemetar...

Karena api yang membakar itu terus membayangi

Tubuh yang hangus mengejar kami yang masih hidup

Api itu terus mengejar kami sampai dapat terjawab pertanyaan:

Apa yang kamu buat untuk menumpas koruptor?

Jangan diam bung!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline