Sebagian besar kita punya pengalaman pahit dalam menjalani setiap kehidupan, tentu membuat kita menjadi trauma yang akhirnya kita tidak mau bergerak. Hal itu menjadi dasar tulisan saya dimana saya juga pernah mengalami pengalaman itu, masa lalu yang banyak beragam buruknya membuat kita marah dan menyalahkan diri sendiri hingga ingin membalas dendam, apa yang terjadi itulah yang menguras mental kita dan kita mengurung diri dari dunia luar.
Ada film Korea yang berjudul D.P. dimana film fiksi series ini mengisahkan tentang kehidupan wamil (wajib militer) disana dan juga menceritakan beberapa siswa wamil yang kabur dari asrama militer.
Sepanjang saya menonton film series tersebut film ini juga menampilkan tindakan pembullyan dan pelecehan yang dilakukan oleh senior kepada juniornya, dari setiap episode tersebut terdapat episode keenam yang dimana episode ini membuat saya tercengang dan sedih, diceritakan salah satu siswa wamil yang dibully dan dilecehkan oleh seniornya setelah itu ia mendapat perlakuan tersebut ia mulai membalas dendam kepada senior yang telah membullynya, selain itu ia tidak diperhatikan oleh seluruh asrama militer tersebut baik pengurus wamilnya maupun seangkatannya. Bagian klimaksnya siswa tersebut bunuh diri karena ia mengalami perlakuan tersebut.
Dari film tersebut saya kaitkan dengan salah satu tipologi korban menurut fatah yaitu laten or prediposed victims yang dimana mereka mempunyai karakter tertentu cenderung menjadi korban pelanggaran tertentu, selain dari tipologi korban menurut fatah ada juga menurut Stephen Schaffer yang salah satu tipologi korbannya yaitu Biologically weak victims yang dimana mereka yang mempunyai bentuk fisik atau mental tertentu yang menyebabkan orang melakukan kejahatan terhadapnya, contoh orang sakit mental, cacat yang dalam hal ini pertanggungjawaban ada pada masyarakat atau pemerintah setempat karena tidak melindungi korban yang tidak berdaya.
Kembali lagi pada judul saya memang masa lalu yang buruk terkadang berakhir dengan buruk seperti yang saya jelaskan diatas, lalu bagaimana cara mengatasinya ? Pertama, lakukan dengan cara meditasi tujuannya agar pikiran dan hati menjadi tenang, Kedua berolahraga dengan cara teratur, Ketiga jika masih kambuh atau masih trauma konsultasi dengan psikolog jika memang masih terjadi.
Bagian akhir penulisan akhir saya disini kita tidak perlu melakukan hal hal yang buruk yang justru menambah tekanan trauma kita menjadi buruk, setiap orang mempunyai masa lalu yang buruk tetapi bukan berarti berakhir dengan buruk, Yuk mari kita bangkit bersama dari hal-hal tersebut dan menjadi motivasi dan dorongan untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H