Hamba Tuhan atau hamba uang : Refleksi Singkat Pelayanan Paulus di Efesus
Efesus adalah salah satu kota di Asia Kecil yang dilayani oleh Paulus. Setiap hari Paulus meyakinkan orang-orang di sana untuk mempercayai Kerajaan Allah, kedaulatan Allah di bumi ini. Dengan ketekunan dan pengorbanan Paulus melakukannya sehingga banyak orang yang menjadi percaya kepada pemberitaannya dan percaya kepada Tuhan Yesus. Nama Tuhan Yesus semakin masyur di sana dan semakin tersiar di sana (Kis.19:17-20).
Demetrius adalah tukang perak yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis, dewi yang disembah oleh orang Efesus. Dari apa yang dikerjakannya, Demetrius mendapat penghasilan yang besar. Namun dengan diberitakannya Injil Keselamatan, ia merasa terancam sebab Paulus, oleh pertolongan Tuhan membuat banyak orang Efesus bahkan Asia Kecil percaya kepada Tuhan Yesus. Demetrius membuat kekacauan dengan membakar hati rakyat Efesus agar tetap mempercayai dewi Artemis. Memang di mana kabar keselamatan disampaikan selalu ada tantangan dan hambatan (Kis.19:21-40).
Setelah meninggalkan Efesus, Paulus memanggil penatua di Efesus ke Miletus (Kis.20:17) untuk memberikan wejangan perpisahan kepada mereka. Paulus mengingatkan supaya para penatua di Efesus menjaga kawanan domba gembalaan mereka, sebab akan banyak tantangan yang akan terus ada dalam pelayanan, ada tantangan dari luar jemaat bagaikan serigala yang berusaha menerkam tanpa menyayangkan kawanan itu juga tantangan penyesat dari dalam jemaat sendiri (Kis.20:29-30).
Paulus telah hidup bersama dengan jemaat Efesus, mengajar dengan dengan rendah hati dan penuh jerih payah. Banyak cucuran air mata pergumulan dalam pelayanan kepada jemaat Efesus karena keselamatan nyawanya harus dipertaruhkan (Kis.20:19). Meskipun demikian, ia tidak pernah melalaikan apa yang penting dan berguna bagi jemaat, yaitu seluruh maksud Allah bagi jemaat dan menyelesaikannya sampai mencapai garis (Kis.20:18-27). Betapa besar perhatian Paulus bagi jemaat ini.
Sebagai hamba Tuhan masa kini, kita perlu belajar dari apa yang dikerjakan Paulus, melayani dan mengerjakan tugas dari Allah dengan penuh tanggung jawab. Bukan hal-hal jasmani yang kita harapkan dari jemaat (Kis.20:33-34), namun pertumbuhan rohani jemaatlah yang kita usahakan dengan pertolongan Tuhan. Kita tahu, Tuhan tidak melupakan apa yang kita kerjakan bagi Dia melalui orang-orang kudus-Nya. Segala jerih lelah dalam persekutuan dengan Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Patut dipertanyakan jika seorang yang menyebut dirinya hamba Tuhan namun menjadikan jemaat atau gereja yang didirikan sebagai "sumber pemenuhan keinginan jasmani" dengan khotbah-khotbah yang sebatas mengarah pada persembahan saja (perpuluhan, persembahan khusus, buah sulung, dsb.).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H