Lihat ke Halaman Asli

Saham dan Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 6 November 2020   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Pexels dari Pixabay

Menjelang siang seperti ini memang paling enak kalau curhat. hehehe. Kali ini saya ingin berbagi sedikit mengenai apa yang selama ini mengganggu pikiran saya.

Sedikit info sebelumnya, saya adalah seorang trader dan/atau investor saham (red: orang yang jual beli saham di bursa efek atau pasar saham) yang masih pemula. Saya baru menggeluti bidang ini bulan Agustus 2013 lalu.

Itupun saya gak langsung beraksi, melainkan hanya memantau saja meskipun sudah membuka akun di salah satu perusahaan sekuritas.

Berbicara mengenai investasi saham, hal yang saya yakini saat memutuskan untuk terjun di bidang ini adalah bahwa saham adalah salah satu media investasi modern yang menjanjikan memberikan manfaat dan keuntungan kepada pemiliknya (untuk yang ingin membaca lebih jauh mengenai saham bisa dibuka situs www.idx.co.id atau www.duniainvestasi.com atau situs lainnya). Saya waktu itu yakin bahwa para pendiri pasar saham dimanapun di seluruh dunia punya niatan baik sebagai berikut:

  1. memperoleh keuntungan lebih secara pribadi dan golongan mereka sendiri dari keikutsertaan banyak orang di pasar saham.
  2. memberikan masyarakat umum dengan kemampuan keuangan yang pas-pasan untuk ikut menikmati keuntungan atau laba dari perusahaan besar melalui kepemilikan saham.

yah, setidaknya saya yakin dua item di atas itu ada di niatan mereka. hehehe. Nah, sekarang yang menjadi permasalahan menurut saya adalah di negara kita ini, yang namanya saham itu gak dikenal sama masyarakat. Akibatnya adalah partisipasi masyarakat kita sangat kecil di pasar saham kita sendiri dan yang banyak bertransaksi justru pihak asing. hmmm.

PARADIGMA MASYARAKAT

Berbicara mengenai masyarakat Indonesia dan saham, saya ingin sedikit mengulas sedikit paradigma yang berkembang saat ini yang intinya sudah pasti menghalangi masyarakat untuk mencoba berinvestasi saham baik secara langsung maupun tidak langsung:

Saham itu sama seperti Judi

Untuk paradigma yang satu ini ya memang bisa benar bisa salah. Sialnya memang pada kenyataannya kebanyakan benar akibat banyaknya trader newbie (seperti saya) yang kehilangan uangnya dan bangkrut. hehehe. Untuk jadi orang yang rugi besar di pasar saham itu caranya mudah banget.

Kita tinggal ikutin emosi kita dan beli saham yang lagi melaju naik dengan kencang. Niatnya mau jual lagi besok pas harganya semakin tinggi, padahal kenyataannya besok harga bakalan terjun bebas. Intinya menurut saya di pasar saham itu kalo kita ikutin emosi dan perasaan serakah, maka besok bakal menyesal pada akhirnya.

Harusnya gimana sih?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline