Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Saat Bos Mengeluarkan

Diperbarui: 5 Juli 2024   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menolak rayuan maut si bos (Freepik/master1305)

Sering terjadi seorang bos atau atasan memberikan tugas mendadak kepada bawahan. Sementara, tugas yang diberikan tersebut bukan merupakan tanggung jawab bawahan.

Jika sudah begini, bawahan sering tidak enak hati untuk menolaknya. Dengan rasa terpaksa, ia menerima dan melakukan tugas itu sembari menggerutu, "Little-little to me, salary no up-up" (sedikit sedikit ke saya, tapi gaji tidak naik-naik).

Dalam situasi seperti itu, penting bagi bawahan untuk tetap bersikap profesional. Lebih dari itu, ada seni yang perlu dipelajari untuk menolak rayuan maut si bos.

Pahami Dahulu Alasannya

Sebelum menentukan sikap untuk menerima atau menolak, ada baiknya bawahan memahami alasan mengapa hal ini terjadi.

Pertama, si bos mungkin menghadapi situasi darurat atau mendesak yang memerlukan penanganan segera. Dalam situasi seperti ini, si bos akan mengandalkan karyawan yang mereka percayai untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan cepat dan efisien, meskipun tugas itu bukan bagian dari job desc bawahan.

Kedua, bos mungkin melihat potensi dan kemampuan lebih pada bawahan. Dengan memberikan tugas di luar tanggung jawab utama, bos berusaha mengembangkan keterampilan dan kapasitas bawahan.

Ini bisa dianggap sebagai peluang untuk pembelajaran dan pengembangan diri, meskipun pada awalnya bisa terasa membebani. Dalam jangka panjang, pengalaman ini bisa memperkaya karier seorang karyawan dan meningkatkan keahlian mereka dalam berbagai bidang.

Ketiga, manajemen yang kurang efektif atau perencanaan yang buruk juga bisa menjadi penyebab. Kadang-kadang, bos mungkin tidak sepenuhnya menyadari beban kerja yang sudah ada pada bawahan atau mungkin tidak memiliki sistem yang efisien untuk mendistribusikan tugas.

Dalam situasi seperti ini, komunikasi yang jelas dan terbuka antara atasan dan bawahan sangat penting. Bawahan perlu merasa nyaman untuk menyampaikan keterbatasannya dan mendiskusikan cara terbaik untuk menyelesaikan tugas tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline