Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Mengenal Ransomware dan Pentingnya Menjaga Keamanan Data

Diperbarui: 4 Juli 2024   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dibuat dengan AI

Beberapa pekan terakhir ini berita tentang bobolnya Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) menjadi isu penting terkait keamanan data. Brain Cipher adalah hacker yang menyerang PDNS tersebut dengan ransomware.

Ransomware adalah istilah gabungan dari ransom (tebusan) dan malware. Sedangkan malware sendiri juga gabungan dari malicious (jahat atau berbahaya) dan software (perangkat lunak).

Jadi, ransomware bisa diartikan  jenis perangkat lunak berbahaya atau malware yang dirancang untuk mengunci atau mengenkripsi data pada sistem komputer korban, sehingga data tersebut tidak dapat diakses.

Setelah sistem atau data terenkripsi, pelaku ransomware akan meminta tebusan dari korban untuk mendapatkan kunci dekripsi atau akses kembali ke data tersebut. Biasanya, tebusan diminta dalam bentuk mata uang digital seperti Bitcoin, yang sulit dilacak.

Ransomware sering disebarkan melalui lampiran email berbahaya, unduhan perangkat lunak dari sumber yang tidak tepercaya, atau melalui kerentanan dalam sistem.

Serangan WannaCry yang Menggemparkan Dunia

Serangan terhadap PDNS bukanlah kasus ransomware pertama kali terjadi. Salah satu contoh kasus ransomware yang menggemparkan dunia adalah serangan ransomware WannaCry pada tahun 2017 lalu.

WannaCry adalah ransomware yang memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi Windows untuk mengenkripsi data pengguna. Pelaku kemudian menuntut tebusan dalam bentuk Bitcoin agar data tersebut dapat dipulihkan.

Serangan ini menyebar dengan sangat cepat, mempengaruhi lebih dari 200.000 komputer di 150 negara, termasuk Indonesia, dalam waktu beberapa hari saja.

Kerentanan yang dimanfaatkan oleh WannaCry sebenarnya telah diketahui oleh Microsoft dan telah dirilis patch untuk memperbaikinya beberapa bulan sebelumnya. Namun, banyak pengguna dan organisasi yang belum memperbarui sistem mereka, sehingga mereka menjadi target empuk bagi serangan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline