Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Rumah Trembesi

Diperbarui: 6 Februari 2024   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah rumah dengan pohon trembesi di depannya (Gambar dibuat dengan Bing)

Aku menghabiskan masa kecilku di Pati, sebuah kota kecil yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Layaknya daerah pesisir lainnya, udara di Pati cukup panas apalagi pada saat musim kemarau.

Beberapa bangunan peninggalan Belanda terawat dengan baik di kotaku. Kokoh, bercat putih, dan sebagian besar memiliki halaman luas. Di sepanjang jalan protokol seperti Sudirman, Pemuda, dan Diponegoro, bangunan-bangunan tersebut masih berdiri hingga sekarang.

Semasa kecil, aku punya rumah impian. Aku ingin memiliki rumah seperti rumah peninggalan Belanda itu. Kokoh, bercat putih bersih, dan punya halaman luas.

Di halaman itu, aku ingin ada satu atau dua pohon trembesi. Pohonnya besar, kuat, serta punya cabang yang banyak dan daun yang lebat. Pohon seperti ini cocok untuk mengusir hawa gerah di kotaku.

Setiap siang setelah pulang sekolah, akan kuhabiskan waktuku di halaman rumah itu. Bermain dengan teman-temanku, atau cukup duduk-duduk di bawah naungan teduh trembesi.

Selepas SMA aku melanjutkan kuliah dan bekerja di Tangerang, kota yang lebih besar dan ramai daripada Pati. Namun, sama-sama berada di pesisir utara Jawa. Cuacanya juga tak jauh berbeda, gerah dan menyengat di kala kemarau.

Setelah sekian tahun bekerja, aku bisa membeli rumah. Mencicil tentunya. Rumah ukuran kecil, halamannya juga tidak luas. Tak seperti rumah trembesi, impian waktu kecilku dulu.

Pada halaman rumah, aku tanam pohon belimbing. Ia tumbuh subur, berdaun lebat, dan ukuran buahnya besar.

Pohon belimbingku berbuah besar (dokumen pribadi)

Pohon belimbing ini berhasil membuat halaman rumahku menjadi teduh. Bahkan, bisa memberikan hawa segar saat kemarau.

Namun, ukurannya yang terus bertambah membuat tembok pagar menjadi retak dan kemudian jebol. Pada Mei 2023 lalu, aku terpaksa menebangnya dan mencabut sampai ke akar-akarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline