Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Mencicipi Gelato, Menikmati Malam di Alun-alun Kidul, dan Menginap di Cordela Hotel

Diperbarui: 10 Maret 2020   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kondisi jalanan Yogyakarta tak begitu macet malam itu, mungkin karena saat itu bukan akhir pekan. Dari Jalan Parangtritis kami berbelok ke arah timur, masuk ke Prawirotaman. Tibalah kami di lokasi Tempo Gelato yang baru, yang berada di sisi selatan jalan. Lokasi lama Tempo Gelato Prawirotaman berseberangan dengan lokasi baru tersebut.

Bangunan baru terlihat begitu artistik dengan bagian depannya yang didominasi oleh kaca, sehingga suasana di dalam ruangan bisa terlihat dari halaman parkir. Sebuah jam dinding besar dengan angka-angka romawi dan tulisan "Tempo Gelato" berada di bagian atas bagian luar bangunan tersebut.

Ada sekitar 30-an pengunjung malam itu, tak terlalu sesak. Kami menuju kasir, tempat di mana kami memesan dan  membayar langsung gelato yang dipesan. Untuk menikmati dua rasa gelato dalam cup, harganya Rp 25.000, sedangkan dua rasa gelato menggunakan cone harganya  Rp 30.000. Jika belum cukup, kita bisa memilih ukuran cup lainnya yaitu medium, big, dan ekstra big.

Dok. pribadi

Setelah membayar pesanan, kami menuju bagian etalase yang menyediakan beragam gelato. Saya sempat bingung ingin mencicipi rasa yang mana. Ada sekitar 30-an rasa yang tersedia. Misalnya rasa buah-buahan seperti mangga, rasberi, leci, dan melon. Selain itu ada rasa jahe, nutella, karamel, oreo, matcha, dan sebagainya. Akhirnya dua rasa yakni caramel dan matcha menjadi pilihan saya.

Sekilas, tampilan gelato ini mirip seperti es krim. Yang membedakan keduanya yaitu pada teksturnya, di mana gelato lebih padat dan lembut daripada es krim. Selain itu, kandungan lemak dalam gelato lebih rendah (4-8%) dari pada es krim (16%).

Dok. pribadi

Meski gelato yang saya nikmati terlihat sedikit karena saya memesan ukuran cup paling kecil, ternyata butuh waktu yang tidak sebentar untuk menghabiskannya. Gelatonya benar-benar padat dan tidak mudah meleleh. Saat dikunyah, tekstur gelato terasa padat, elastis, namun lembut.

Interior Tempo Gelato menarik dan instagramable yang memungkinkan pengunjung bisa berfoto di setiap sudut ruangan. Banyak foto yang dipajang di dinding ruangan. Bila diperhatikan, foto-foto tersebut adalah foto-foto pengunjung dengan berbagai ekspresi sambil menikmati gelato.

Usai puas menikmati gelato, kami menuju ke arah keraton dari sisi selatan. Setelah melewati Plengkung Gading, tibalah kami di alun-alun kidul. Jika kita ingin menikmati suasana Yogyakarta di waktu malam namun terlalu 'bosan' dengan Malioboro yang padat, maka alun-alun kidul bisa menjadi pilihannya.

Dok. pribadi

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat berkunjung ke alun-alun kidul Yogyakarta ini. Misalnya menyewa sepeda tandem dan odong-odong yang dihias lampu berwarna-warni. Sambil mengayuh pelan mengelilingi alun-alun, kita bisa menikmati suasana malam kota Yogyakarta.

Selain mengendarai kendaraan hias tersebut, kita juga bisa menuju bagian tengah alun-alun untuk menikmati permainan yang disebut masangin, atau masuk dua beringin. Dengan mata tertutup, kita berjalan lurus sekitar 25 meter menuju tengah-tengah dua pohon beringin yang ada di alun-alun tersebut.

Dok. pribadi

Meski terlihat sederhana, ternyata tidak gampang melakukannya. Banyak pengunjung yang berusaha menuju tengah-tengah kedua beringin tersebut, namun kenyataanya malah melenceng dari tujuan. Inilah yang membuat pengunjung penasaran untuk mencoba permainan masangin ini.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline