Rabu ini, 4 Maret 2020, film animasi berjudul Onward mulai tayang di Indonesia. Film yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios untuk Walt Disney Pictures ini disutradarai oleh Dan Scanlon, yang sekaligus menjadi penulis skenarionya. Dan Scanlon sebelumnya pernah menjadi penulis sekaligus sutradara di film Monsters University (2013).
Dengan rating semua umur (SU), Onward menghadirkan cerita yang ringan dengan warna gambar yang indah khas Pixar sehingga cocok untuk ditonton bersama anggota keluarga. Film animasi fantasi ini juga menyelipkan unsur komedi yang cukup menghibur.
Kisah yang diangkat dalam film Onward termasuk unik, dan sebelumnya belum pernah diangkat oleh Pixar dan Disney. Onward terinspirasi dari hubungan Dan Scanlon bersama saudara laki-lakinya, dan impian mereka tentang ayah mereka yang telah tiada.
Jalan cerita yang simpel
Sebagaimana film dengan rating SU, jalan cerita Onward dibuat simpel agar bisa dimengerti oleh anak-anak. Kisahnya tentang dua kakak beradik yang melakukan petualangan mencari keajaiban agar bisa kembali melihat sang ayahanda yang telah meninggal dunia.
Film dibuka dengan kehidupan para elf (peri) di masa lampau yang biasa membuat sihir atau keajaiban untuk menolong, misalnya untuk menyalakan api untuk penerangan di waktu malam. Seiring perkembangan teknologi yang menjadikan hidup makin praktis, yang di dalam film digambarkan dengan penemuan bola lampu, maka kemampuan sihir mulai tidak dipergunakan lagi.
Cerita kemudian berpindah ke dunia elf di jaman modern, yang berfokus pada dua bersaudara Ian Lightfoot (Tom Holland) dan kakaknya Barley Lightfoot (Chris Pratt) yang tinggal bersama ibu mereka (Julia Louis-Dreyfus).
Ian digambarkan sebagai remaja yang introvert dan kurang mampu berbicara di depan teman-teman sekolahnya. Berbanding terbalik dengan kakaknya, Barley yang pemberani dan agak urakan. Barley sendiri memiliki kegemaran permainan kartu sihir.
Pada ulang tahun Ian ke-16, sang Ibu memberikan sebuah bingkisan dari almarhum ayahnya, berisi sebuah tongkat sihir dan batu phoenix. Sebuah surat juga ada dalam bingkisan tersebut, berisi mantera yang bisa dipergunakan untuk menghadirkan kembali sang ayah yang telah lama tiada dalam waktu 24 jam saja.
Barley dengan pengetahuan sihir yang sering dipelajarinya, mencoba berkali-kali menggunakan tongkat dan batu phoenix sambil mengucapkan mantera, namun tidak terjadi apa-apa. Namun ketika Ian mencobanya, terjadilah keajaiban.
Wujud sang ayah berhasil tercipta. Namun karena terjadi sebuah kesalahan, batu phoenix hancur sebelum wujud sang ayah terbentuk seluruhnya. Sang ayah hanya terlihat separuh saja dari pinggang ke bawah.