Awal tahun 2020 perhatian kita tertuju ke perairan Natuna. Masuknya kapal-kapal nelayan yang dikawal oleh coast guard Tiongkok ke perairan Natuna tersebut membuat pemerintah Indonesia geram. Tiongkok meng-klaim bahwa wilayah tersebut masih berada dalam teritorianya, menurut nine dash line.
Nine dash line merupakan garis yang digambar pada peta pemerintah Tiongkok. Garis ini memicu konflik regional antara Tiongkok dengan berbagai negara, seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.
Pemerintah Indonesia menolak klaim Tiongkok tersebut, karena masing-masing negara telah memiliki wilayah ZEE yang ditetapkan UNCLOS tahun 1982.
Kekuatan militer nasional sempat dikerahkan ke Natuna, bahkan Presiden Jokowi sampai turun tangan. Untunglah, tensi yang tinggi kini sudah mereda.
Seandainya saja konflik Indonesia-Tiongkok di perairan Natuna makin memanas dan militer dari kedua negara saling berhadapan, siapa yang bakal unggul? Bagaimana sebenarnya kekuatan militer kedua negara ini?
Global Fire Power (GFP) secara rutin mereview kekuatan militer dari negara-negara di dunia. Untuk tahun 2019, lima besar kekuatan militer di dunia ditempati oleh AS, Rusia, Tiongkok, India, dan Perancis. Sedangkan Indonesia berada di ranking 16.
Secara head to head, Tiongkok jauh lebih unggul dibandingkan Indonesia. Berikut perbandingan kekuatan kedua negara tersebut, menurut data GFP yang saya rangkum.
Populasi penduduk dan personel militer
Dari populasi sebanyak 262.787.403 jiwa, Indonesia memiliki 800.000 personel militer yang terdiri dari 400.000 personel aktif dan 400.000 personel cadangan.
Sedangkan Tiongkok memiliki populasi penduduk sebanyak 1.384.688.986 jiwa dengan total pasukan sebanyak 2.693.000 personel, terdiri dari 2.183.000 personel aktif dan 510.000 cadangan.
Kekuatan militer di udara, darat, dan laut