Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Jaga Stamina Saat Puasa, Ini Tips dari Eni dan Dzaki

Diperbarui: 7 Mei 2019   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Page FB Tambora Challenge

Pagi ini saya diingatkan oleh kenangan di Facebook, tepatnya peristiwa pada 7 Mei 2016. Pada kenangan tersebut, sebuah foto saya unggah 3 tahun silam menggambarkan sebuah nomor BIB yang sedang saya pegang. 

Waktu itu menjelang jam 12 malam, beberapa saat sebelum saya bersiap memulai lomba lari Merapi Ultra Marathon 50 K. Pada event lari tersebut saya pertama kalinya berkenalan dengan dua pelari ultra marathon, yaitu Dzaki Wardana dan Eni Rosita. Perkenalan tersebut terus berlanjut dengan pertemanan sampai saat ini, meski lebih banyak berlangsung di media sosial.

dok. pribadi

Saat pendaftaran lomba sebelumnya, saya bertanya banyak hal kepada Dzaki. Mulai dari rute lomba, elevasi, hingga  hal-hal kecil seperti shuttle bus yang akan disiapkan untuk para peserta. Posisi Dzaki saat itu bukanlah sebagai peserta lomba, melainkan race director. 

Dialah yang bertanggung jawab atas keseluruhan lomba yang memiliki rute dari Kantor Bupati Sleman hingga berakhir di salah satu tempat di kaki Merapi.

Sementara dengan Eni, saya bertemu saat berada di pertengahan rute lomba. Saya dan Eni ikut sebagai peserta lomba, namun berbeda kategori. Saya 50 K, sedangkan Eni 100K. 

Pagi menjelang siang itu, beberapa jam setelah start perlombaan, saya berjalan tertatih setelah menempuh jarak 30-an kilometer. Masih ada belasan kilometer yang harus saya selesaikan. Saya sudah tertinggal jauh oleh para peserta 50 K.

Saat saya tertatih itulah Eni berlari melewati saya. Eni telah menyelesaikan 80-an kilometer dan berhenti sejenak untuk menanyakan keadaan saya. Kemudian ia memberikan gel pereda rasa sakit pada otot kepada saya, dan kembali melanjutkan berlari. Pada akhirnya, Eni berhasil menjadi juara pertama di kategori 100 K wanita tersebut.

Tanggal 1-4 Mei 2019 kemarin perhatian dari penggemar lari di tanah air tertuju pada Tambora Challenge atau Lintas Sumbawa 2019, sebuah lomba lari yang diadakan oleh Kompas. Rute lari menempuh jarak 320 K di Pulau Sumbawa, berawal dari Poto Tano dan berakhir di Doro Ncanga. Tambora Challenge ini dikenal sebagai ultra marathon terberat di Asia Tenggara.

Tantangannya tidak hanya terletak pada panjangnya jarak tempuh, tetapi juga suhu di Sumbawa yang bisa mencapai 40 deraiat Celsius. Ada Sembilan matahari di Sumbawa, begitulah ungkapan dari para peserta untuk menggambarkan betapa panasnya udara di sana.

Eni dan Dzaki ikut sebagai peserta lomba. Eni turun di nomor individual wanita yang mengharuskan peserta menyelesaikan 320 K seorang diri. Sedangkan Dzaki turun di nomor relay atau estafet pria, di mana ia dan rekannya Furqoni masing-masing kebagian jarak 160 K.

Pada kilometer 130 hingga 160, Eni dan Dzaki berlari beriringan. Keduanya secara bersama-sama masuk di check point KM 160. Posisi sementara hingga 160 K tersebut, Eni memimpin di urutan pertama kategori individu wanita sedangkan Dzaki di urutan kedua estafet pria. Eni terus melanjutkan lomba, sementara Dzaki digantikan oleh Furqoni untuk menyelesaikan 160K berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline