"Setiap pertanyaan harus terjawab di kamu. Setiap persoalan harus selesai di kamu."
Petikan di atas adalah sebuah pesan yang diucapkan oleh Kang Bahar (Almarhum Didi Petet) kepada Kang Muslihat (Epy Kusnandar). Amanat tersebut dipegang teguh oleh Kang Muslihat dalam memimpin anak buahnya setelah Kang Bahar meninggal dunia. Begitulah inti cerita pada film Preman Pensiun yang akan mulai tayang di layar bioskop tanggal 17 Januari.
Sebelum dijadikan film, Preman Pensiun merupakan sinetron yang cukup digemari pemirsa televisi di Indonesia beberapa tahun lalu. Kisahnya tentang sejumlah preman yang mengambil keputusan untuk pensiun dari dunia preman. Sinetron ini sempat dibuat hingga 3 session, dan sang penulis skenario Aris Nugraha mengatakan cerita sinetron itu sudah selesai.
Setelah vakum sejak tahun 2015, Preman Pensiun akhirnya diangkat ke layar lebar. Untuk catatan, film Preman Pensiun ini bukanlah reborn melainkan sebagai sekuel atau lanjutan dari sinetronnya. Syuting film dilakukan pada April hingga Mei 2018.
Saya terlebih dahulu berkesempatan menyaksikan film tersebut tanggal 10 Januari lalu pada acara gala premier dan press screening yang dilaksanakan di Studio XXI Epicentrum, Jakarta. Meski tidak begitu mengikuti sinetronnya, saya tidak mengalami kesulitan memahami cerita film ini.
Sinopsis Film
Film Preman Pensiun didedikasikan kepada Kang Bahar (Didi Petet) dan untuk mengenang 1000 hari kepergiannya. Sosok Kang Bahar sempat muncul pada bagian awal film tersebut.
Dalam film ini, para preman sudah benar-benar berhenti atau pensiun sebagai preman. Muslihat misalnya, berprofesi menjadi pemimpin usaha pembuatan kecimpring atau kerupuk berbahan dasar singkong parut. Ia berusaha mempertahankan usaha yang melibatkan banyak warga, meski penjualan kecimpring tengah menurun.
Meski sudah pensiun, ikatan kekeluargaan para mantan preman tersebut tetap terjaga dengan baik. Muslihat tetap memimpin serta menjaga hubungan baik dengan mantan anak buahnya. Di sisi lain Kang Muslihat juga menjadi seorang kepala rumah tangga, di mana anak perempuannya sudah duduk di bangku SMA dan berpacaran dengan seorang mahasiswa ITB.
Konflik muncul ketika terjadi sebuah pengeroyokan yang berujung pada kematian. Kejadian tersebut melibatkan para anak buah Muslihat, meskipun secara tidak langsung. Korban pengeroyokan ternyata adalah adik ipar Gobang (Dedy Moch Jamasari). Gobang pun kembali ke Bandung dan mengundang teman-temannya, para mantan preman untuk bertemu kembali.
Tanpa sepengetahuan Muslihat, mereka yang diundang oleh Gobang adalah Ujang (Fajar Hidayatullah), Murad (Deny Firdaus), Pipit (Ica Naga), Cecep (Abenk Marco), Bohim (Kris Tatoo), Mang Uu (Mang Uu), dan Dikdik (Andra Manihot). Dikdik kemudian tidak bisa datang karena ada masalah dengan istrinya. Dalam reuni kecil-kecilan itu, Gobang meminta bantuan teman-temannya untuk melakukan penyelidikan, siapa pelaku pengeroyokan yang berujung pada kematian adik iparnya.