Lihat ke Halaman Asli

Daniel Mashudi

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Kaset-kaset Pita dan Lirik Puitis di Dalamnya

Diperbarui: 15 September 2018   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan waktu untuk beres-beres kamar belakang yang saya fungsikan untuk penyimpanan barang. Beberapa tumpukan kardus berada di tempat tersebut, berisi barang-barang yang lama tidak saya gunakan.

Tiga kardus kecil yang teronggok di pojokan ruangan kondisinya agak rusak. Memang dulu atap kamar sempat bocor sewaktu hujan turun, dan air yang merembes masuk rupanya membasahi tiga kardus ini walaupun sekarang sudah mengering. Saya membuka kardus dan melihat isinya. 

Ternyata koleksi kaset-kaset ada di dalamnya dan kondisinya cukup mengenaskan. Kotoran menempel cukup kuat di beberapa kaset. Beberapa sampul kertas dari kaset ada yang rusak. Bahkan pada beberapa kaset yang telanjang tanpa tutup pelindung yang terbuat dari mika, kotoran menempel hingga ke pita kaset.  

Dokumentasi pribadi

Saya mulai membeli kaset sewaktu masa kuliah di akhir tahun 90-an. Waktu itu memang file musik digital belum begitu populer. Kebiasaan membeli kaset musik terus berlanjut hingga saya bekerja. Satu atau dua kaset biasa saya beli setelah gajian bulanan.

Seiring berkembangnya musik digital, penggunaan kaset jenis pita semakin ditinggalkan masyarakat. Saya membeli kaset lagu terakhir sekitar tahun 2007 atau 2008, dan setelah itu lebih sering mendengarkan lagu melalui telepon seluler.

Sebagian besar koleksi musik saya adalah lagu pop baik lagu dari penyanyi dalam negeri maupun luar negeri, termasuk lagu-lagu gereja. Sudah sekian tahun lagu-lagu yang tersimpan di kaset-kaset yang saya miliki tidak saya putar dan dengar.

Selain karena kehadiran musik digital, saya sudah tidak lagi memutar kaset juga karena kondisi tape/recorder yang tidak bisa dipergunakan lagi. Lengkap sudah, tape yang rusak serta kaset yang kotor dan mungkin juga rusak dan tidak dapat diputar lagi.

Yang bisa saya lakukan adalah membuka sampul kaset dan melihat kembali lagu-lagu yang saya suka dan begitu populer pada masanya. Tiga kaset saya coba ambil dan bersihkan, dan kenangan sekian tahun yang lalu hadir bersama bait-bait lagu yang ada.

Dokumentasi pribadi

Ada album Damai & Cinta dari Katon Bagaskara yang saya beli pada tahun 2000. Selanjutnya yaitu Sesuatu yang Tertunda (Padi) tahun 2001 dan Closer (Josh Groban) tahun 2004. Larik-larik lagu yang puitis banyak tertulis di album tersebut.

Generasi tahun 90-an tentu mengenal Katon Bagaskara. Bersama kelompoknya KLA Project, sang vokalis Katon Bagaskara begitu merdu melantunkan Yogyakarta, Tak Bisa ke Lain Hati, Terpurukku di Sini, dan banyak lagu lainnya.

Lagu-lagu KLA Project memiliki kekuatan pada lirik yang puitis. Tidak hanya itu, musik yang indah dan karakter vokal yang kuat membuat lagu-lagu KLA Project memiliki tempat tersendiri bagi pecinta musik pop Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline