Tinggal hitungan menit saja menuju dua belas malam ketika saya tiba di Malioboro, setelah berjalan kaki dari penginapan di Jalan Mataram yang jaraknya cukup dekat.
Keindahan Malioboro malam ini sedikit berkurang karena sepanjang sisi baratnya sedang dalam perbaikan, namun hal itu tidak terlalu mengurangi ketertarikan para pengunjung untuk menikmati jalanan legendaris ini. Meski hampir memasuki pergantian hari, masih saja tersisa keriuhan di jalan satu arah tersebut.
Lima musisi terlihat begitu piawai memainkan gitar, banjo, drum, biola dan kontra bas. Saya ikut larut dalam permainan para pemusik yang sekaligus berperan juga sebagai vokalis untuk menghibur pengunjung.
Satu lagu yang sedang populer, Jaran Goyang, menjadi pertunjukan meriah yang diikuti dengan pengunjung yang bertepuk tangan menyesuaikan tempo lagu. Satu dua pengunjung terlihat mengambil gawai dan merekam pertunjukan artis-artis jalanan Jogja tersebut.
Begitu lagu berakhir, seorang pengunjung kemudian membuat permintaan lagu berikutnya untuk dimainkan. Sebuah intro kemudian dimainkan oleh kelima musisi, dan gesekan biola yang halus dan indah membuat saya terkagum.
"Denting piano kala jemari menari
Nada merambat di kesunyian malam"
Bait pertama yang lembut dinyanyikan, dari lagu yang cukup terkenal bertajuk "Yang Terlupakan" karya Iwan Fals. Dan begitu memasuki bagian chorus, pengunjung ikut bersama-sama bernyanyi.
"Rasa sesal di dalam hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini"