Entah siapa yang terlebih dulu memulai, hari ini saya melihat di group FB Fiksiana bertebaran bermacam postingan berupa pantun. Seperti biasanya, para anggota group tersebut saling mem-bully satu dengan yang lain di dalam isi pantun tersebut. Tentunya bullying yang dilakukan hanya sekedar untuk bercanda karena memang anggota di group tersebut sudah terbiasa bercanda. Tujuannya untuk mempererat hubungan semata. Salah satu contoh pantun yang diposting di group tersebut bisa dilihat di bawah ini.
makan nasi semur jengkol
selain jengkol ada pula tongkol
D** Pur***ti memang bahenol
tapi sayang tukang ngompol
Pantun adalah salah satu jenis karya sastra yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan jenis karya sastra yang lain seperti cerpen, fabel, drama atau novel, maka pantun adalah jenis sastra yang sangat sederhana. Ciri-ciri pantun adalah terdiri dari empat baris dimana tiap barisnya biasanya berisi 8 hingga 12 suku kata. Baris pertama dan kedua disebut sebagai sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi pantun.
Pantun pada umumnya memiliki rima akhir yang berpola /abab/ yang artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, dan baris ketiga sama dengan keempat. Selain pola /abab/ tersebut, ada juga pantun yang berpola /aabb/ atau /abba/.
Pantun sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah dahulu, banyak contoh pantun lama yang tentunya sudah sering kita baca. Misalnya pantun di bawah ini.
berguru ke padang datar
dapat rusa belang kaki
berguru kepalang ajar
bagai bunga kembang tak jadi
Dilihat dari bentuknya, pantun memiliki bermacam jenis. Ada pantun kilat atau yang disebut dengan karmina. Dinamakan kilat karena memang pantun jenis ini hanya terdiri dari 2 baris saja. Baris pertama sebagai sampiran, dan baris kedua sebagai isi atau tujuan pantun. Contoh pantun kilat seperti di bawah ini.
gendang gendut tali kecapi
kenyang perut senanglah hati