Minggu sore ini sekitar pukul 15.00 WIB saya menyalakan televisi untuk sekedar mengisi waktu luang. Jari-jari saya pun memencet tombol pada remote control untuk mencari tayangan dari berbagai saluran dalam dan luar negeri yang disediakan oleh First Media. Ketika pilihan saluran berada di NET., saya agak terkejut melihat judul program yang tertulis “INDONSIA BAUGUS”.
[caption id="attachment_322702" align="aligncenter" width="640" caption="dok. pribadi"][/caption]
Saya awalnya menebak-nebak, apakah tulisan tersebut benar atau terjadi kesalahan penulisan saja? Hingga selanjutnya saya mengikuti acara di NET. tersebut. Rupanya judul acara yang benar adalah “Indonesia Bagus”. NET. menulisnya dengan benar, namun First Media melakukan kekeliruan dengan menulisnya menjadi “Indonsia Baugus”. Dari foto yang saya ambil, NET menulis “Indonesia Bagus” (judul acara) di pojok kiri atas. Namun First Media keliru menulisnya (kanan bawah).
[caption id="attachment_322703" align="aligncenter" width="640" caption="dok. pribadi"]
[/caption]
[caption id="attachment_322704" align="aligncenter" width="640" caption="dok. pribadi"]
[/caption]
Selanjutnya saya mencoba mengikuti acara tersebut yang menyuguhkan kisah tentang petani jeruk di daerah Berastagi, Sumatera Utara. Namun entah mengapa saya tidak bisa berkonsentrasi menikmati tayangan tersebut, karena teringat kesalahan penulisan yang cukup mengganggu saya. Indonsia tentunya berbeda dengan Indonesia, pun Baugus yang tidak sama dengan Bagus.
Kata “Indonsia” bagi saya sangat tidak enak untuk dibaca. Saya langsung menghubungkannya dengan kata “indon” yang tentunya memiliki makna negatif. Dari beberapa pencarian, “indon” adalah sebuah istilah singkat yang populer di Malaysia untuk menyebut bangsa atau negara Indonesia. Namun bagi bangsa Indonesia, istilah tersebut diangap sebagai suatu penghinaan atau pelecehan. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur pernah melayangkan protes mengenai penggunaan istilah ini kepada media Malaysia.
Sementara “Baugus” adalah sebuah nama keluarga yang asal mulanya dari Wales. Nama-nama terkenal yang saya temukan di internet antara lain Susie Baugus, Mark Baugus, atau Riley Baugus. Jika ditinjau artinya, Baugus adalah kata turunan atau derivasi dari bahasa Wales “bach” yang berarti kecil atau pendek.
Kesalahan penulisan memang sekilas bisa dianggap sebuah hal kecil. Namun jika dianggap serius, hal tersebut bisa berlanjut ke pengadilan. Beberapa tahun lalu, Facebook pernah melakukan tuntutan terhadap beberapa perusahaan yang memiliki nama mirip, seperti facebobk.com, facemook.com atau faecbook.com.
Perusahaan-perusahaan ini disebut sebagai “typosquatter” karena berusaha mencari keuntungan dari kesalahan penulisan dari para pengguna internet. Karena kesalahan penulisan di mesin pencari, bisa saja kata yang ditulis bukanlah facebook melainkan kata-kata yang mirip. Hingga akhirnya situs yang diklik adalah situs-situs yang mirip seperti di atas. Facebook akhirnya menang dalam kasus melawan typosquatter yang dianggap berpotensi meraih keuntungan atas terjadinya kesalahan penulisan.
Kembali ke persoalan kesalahan penulisan Indonsia Baugus, saya yakin bahwa pihak First Media tidak dengan sengaja melakukan kesalahan penulisan. Semoga dari pihak First Media atau NET bisa menyadari kekeliruan yang terjadi dan segera memperbaikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H