Sudah kita ketahui bersama bahwa Presiden Jokowi menetapkan pelonggaran pemakaian masker diluar ruangan pada akhir 2022 lalu. Namun aturan masih tetap diberlakukan untuk pemakaian masker didalam ruangan .
Setelah itu pemakaian masker memang menjadi sangat longgar, dimana mana masyarakat sudah mulai melepas maskernya. Di restoran, di tempat tempat umum, di kantor dan banyak tempat tertutup lainnya, terlihat banyak masyarakat sudah mulai melepaskannya.
Sampai bulan keenam sejak dilonggarkan, sebetulnya pemakaian masker mutlak menjadi domain individu untuk memutuskannya, karena tidak ada lagi pihak yang menjaga aturan pemakaian masker ini.
Banyak masyarakat sebetulnya juga masih berjaga jaga membawa masker, meskipun pada akhirnya hanya dimasukkan ke saku atau dililitkan di lengan.
Saya sendiri melakukan survey kecil-kecilan. Saya membandingkan kepatuhan memakai masker untuk penumpang pesawat dan kereta api, tepatnya penumpang KRL commuter line.
Dalam perjalanan menggunakan pesawat di bulan Juni 2023 ini, saya melihat sebagian besar penumpang pesawat tidak menggunakannya. Sekitar 90 persen tidak menggunakan masker. Termasuk para awak pesawat. Saya berusaha mencari-cari aturan pemakaian masker untuk penumpang pesawat, namun sampai tulisan ini dibuat, aturan itu belum saya temukan. Artinya, masing-masing maskapai sepertinya memiliki kebijakan internal soal ini.
Yang mengagumkan justru kepatuhan pemakaian masker di kereta api. Seperti kita ketahui, sampai bulan Mei 2023, PT KAI memang masih menerapkan kebijakan pemakaian masker. Namun per awal Juni 2023 terdapat pengumuman yang ditujukan pada para penumpang kereta api , khususnya KRL, bahwa pemakaian masker tidak lagi diwajibkan untuk dipakai saat perjalanan dilakukan. Pengumuman itu nyaris disampaikan setiap awal perjalanan. Dan kalau ada pengguna setia KRL, anda akan mendengarnya setiap hari.
Nah setelah 3 minggu pengumuman itu disampaikan, nyaris tidak ada perubahan perilaku dari penumpang KRL terhadap pemakaian masker. Saya melakukan survey pribadi pada beberapa perjalanan selama beberapa hari, dan hasilnya sekitar 90% penumpang masih patuh menggunakannya, termasuk para petugas keamanan kereta.
Beberapa menggunakannya secara malu malu. Pakai masker dengan lubang hidung yang masih nongol. Beberapa lagi bahkan tidak cuma lubang hidung, sampai ke mulutnya pun nongol terlihat. Maskernya melindungi janggutnya yang mungkin dianggap lebih pas untuk dijaga dari serbuan kuman.
Acungan jempol tentu pantas diberikan ke PT KAI yang masih menerapkan aturan ini, mengingat perjalanan KRL yang "menyimpan" sekitar seratus orang per gerbong selama puluhan menit. Dan kalau 1 orang saja terkena flu, bisa dibayangkan penularannya ke 99 orang yang lain.
Acungan jempol yang lebih jempol tentu diberikan kepada para penumpangnya. Mengingat selama 3 minggu terakhir sebetulnya PT KAI pun sudah mengumumkan pelonggaran aturan pemakaian masker ini, namun para penumpangnya dengan sadar masih menggunakannya.