Judul ini mungkin tidak semenarik judul pada tema tema pada kategori lain. Tulisan ini menjadi sangat penting dan selalu penting karena masa depan akan selalu menjadi topik di tengah bangsa apabila kita sebagai bangsa belum sampai kepada masa yang diimpikan.
Pendidikan merupakan cara yang sangat ampuh membawa masyarakat keluar dari kegelapan. Kegelapan saya pilih menjadi kata yang menggambarkan kebodohan dan kemiskinan.
Beberapa waktu yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan kebijakan baru dalam pendidikan nasional kita yaitu Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kebijakan ini sontak membuat saya tersenyum dan berkata dalam hati "mungkinkah ini mau menunjukkan kegagalan pendidikan kita, yang katanya memerdekakan manusia?"
Ya, seperti saya katakan pendidikan kita seharusnya memerdekakan manusia. Bukti manusia yang merdeka dapat dilihat dari cara berfikir dan cara hidup.
Cara berfikir dan hidup manusia yang merdeka akan sangat berbeda. Manusia yang merdeka akan peka terhadap sosial. Manusia yang merdeka tidak memiliki waktu untuk memikirkan dirinya.
Ciri lain dari orang merdeka adalah berfikir kedepan. Orang merdeka selalu berfikir kedepan (masa depan) tanpa melupakan masa lalu. Masa lalu tidak dapat mengikat bahkan menghentikannya. Orang merdeka selalu ingin berkembang, orientasi untuk lebih baik menjadi salah satu ciri orang yang merdeka.
Orang merdeka tidak kuatir. Kekuatiran merupakan ciri manusia di bawah tekanan atau tidak merdeka. Orang yang berada di luar tekanan akan cenderung memiliki Kekuatiran lebih tinggi dari orang yang bebas.
Orang yang merdeka pasti lebih bahagia. Kebahagiaan yang pasti menjadi ciri hidup manusia yang merdeka. Sirnyanya Kekuatiran akan menambah kebahagiaan seseorang.
Sayangnya tidak semua menangkap semangat Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar yang digulirkan oleh Menteri yang baru.
Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar seharusnya bukan menjadi suatu yang sulit bagi lembaga pendidikan karena kemerdekaan sesungguhnya merupakan jati diri pendidikan itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H