Lihat ke Halaman Asli

Jerremiah P

Who am i?

Dengarkan, Sebelum Anda Berbicara

Diperbarui: 9 Januari 2020   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pelecehan (istimewa/kompas.com)

You tell me it gets better, it gets better in time
You say I'll pull myself together pul it togeher
You'll be fine
Tell me what thell do you know
What do you know
Tell me how the hell could you know
How could you know

Til It Happens To You -- Lady Gaga

Lady gaga hadir dengan lagu yang begitu menyayat hati. Lagu yang dipersembahkan bagi korban pemerkosaan dan pelecehan seksual ini akhirnya masuk sebagai nominasi salah satu lagu terbaik.

Meski kalah dari Sam Smith, tapi kita perlu dengan dalam menyimak makna lagu ini. Terlebih bila memiliki teman, saudara atau siapapun disekitar kita yang menjadi korban pemerkosaan atau pelecehan seksual.

Seringkali saat berhadapan dengan korban pelecehan seksual dan pemerkosaan. Banyak dari kita mengatakan "semua akan baik -- baik saja" ada juga yang mengatakan "kau harus tegar menghadapi cobaan hidup", dan kata -- kata motivasi lainnya. Dari semua kata itu yang paling buruk adalah ketika seseorang mengatakan "saya tahu apa yang kamu rasakan". Sebuah lyp service paling memuakkan yang mungkin pernah diterima korban. Lalu bagaimana seharusnya menghadapi korban?

Berikan waktu luang anda untuk mendengarkan ceritanya. Jangan dipotong dengan kata -- kata apapun sampai diminta. Karena terkadang korban hanya butuh didengarkan. Memendam sendiri luka adalah sesuatu yang sangat tak terbayangkan akibatnya. Seorang korban bisa saja depresi, bahkan mati bunuh diri.

Jangan katakan "berdamailah dengan masa lalu" tapi anda bisa mengatakan "saya tidak tahu bagaimana perasaanmu saat ini, tapi yang saya tahu salah satu jalan untuk menyembuhkan luka adalah dengan memaafkan".

Jika korban menangis, jangan usap air matanya. Tapi sebaiknya anda berikan sapu tangan atau tisu agar mereka mengusap air matanya sendiri. Dari sisi psikologis, ini cukup baik. Sebagai sebuah simbolis bahwa hanya korban yang bisa menyembuhkan diri dari rasa sakitnya.

Jangan bertanya "bagaimana perasannmu?". Hanya orang konyol yang akan menjawab pertanyaan tersebut kalau dia adalah seorang korban pemerkosaan atau pelecehan seksual. Bukan seperti itu cara untuk membuka percakapan dengan mereka. Kata "kau mau berbagi tentang apa yang kau hadapi?" tampaknya lebih baik.

Tinggal si korban yang memutuskan, ingin menumpahkan rasa yang sedang ada pada dirinya atau menanti waktu yang tepat, yang artinya kemungkinan mereka tidak akan pernah berbagi.

Percayalah, menjadi korban pemerkosaan atau pelecehan sekual adalah satu dari sedikit kejahatan yang korbannya tidak mau terbuka. Jangan dipaksa, karena akan memberikan tekanan lain pada mentalnya. Berhati -- hati dalam setiap ucapan, singkirkan ego ingin tahu kenapa, bagaimana, dan sebagainya yang sebenarnya tidak akan merubah keadaan apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline