Saat diskusi daring di kanal YouTube Poltracking TV, yang disiarkan langsung pada Jumat, 28 April 2023, Adian Napitupulu, Wakil Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 dari PDI-P, mengatakan, Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan) bukanlah lawan yang seimbang bagi Ganjar Pranowo dalam kontestasi pemilihan presiden 2024 mendatang. Adian beralasan Prabowo sudah beberapa kali maju dalam Pilpres namun belum pernah sekalipun meraih kemenangan.
"Bagaimana kita mau takut atau kita khawatir, kalau melawan Prabowo yang berkali-kali kalah. Prabowo belum pernah punya pengalaman menang, pengalamannya kalah terus. Sebenarnya enggak menyenangkan buat kita bertanding dengan orang yang berkali-kali kalah. Kayanya gimana gitu, enggak asyik gitu lho," kata Adian.
Meskipun dia kemudian mengatakan juga bahwa pernyataannya itu bukan bermaksud angkuh dan meremehkan, tapi jelas sekali pernyataannya itu memang demikian.
"Tidak bermaksud angkuh tidak bermaksud merendahkan, tidak. Cuman bisa enggak sih kita dapatkan lawan yang memang seimbang gitu loh. itu doang," katanya.
Jelas sekali pernyataannya itu merupakan suatu pertunjukan keangkuhan. Keangkuhan dari pihak yang terlalu merasa percaya diri, terlalu merasa kuat, dan memandang remeh lawan. Padahal, biasa terjadi juga keangkuhan dan memandang remeh lawan adalah awal dari kekalahan yang mengejutkan dan menyakitkan.
Benar apa yang dikatakan oleh anggota DPR dari Partai Gerindra Andre Rosiade saat membela boss-nya itu. Andre mengingatkan Adian bahwa keangkuhan biasanya bakal kalah.
"Abraham Lincoln itu kalah 20 kali, yang ke 21 kali ia menang. Dan menjadi Presiden Amerika Serikat," ujar Andre.
Tetapi, tidak perlu contoh jauh-jauh dengan sejarah Amerika Serikat. Contoh dalam sejarah negara kita sendiri saja. Tidak usah dengan contoh orang lain, contoh dengan boss dari Adian Napitupulu saja, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Megawati sendiri kalah dua kali berturut-turut secara mengejutkan dan menyakitkan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2004 dan 2009. Mantan Menterinya sekaligus musuh politik "abadinya".
Prabowo kalah pertama kali justru saat berpasangan dengan Megawati, saat sebagai cawapres-nya Megawati di Pilpres 2009.