Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Gara-Gara Anies Baswedan dan AHY Koalisi Perubahan Terancam Bubar

Diperbarui: 25 April 2023   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan dan AHY ((KOMPAS.com/ Tatang Guritno)   

Seperti Anies Baswedan sendiri yang menilai dirinya terlalu tinggi, demikian juga beberapa tokoh partai politik pengusung Anies sebagai capres. Mereka menilai Anies terlalu tinggi jauh melampui nilai sebenarnya.

Sehingga bisa-bisanya mereka menawarkan tokoh-tokoh yang jauh lebih bernilai tinggi daripada Anies untuk menjadi  cawapres-nya. Ironisnya bersamaan dengan itu sama saja dengan mereka tidak menganggap Ketua Umum Partai Demokrat -- salah satu parpol koalisi mereka sendiri (Koalisi Perubahan), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang begitu tinggi hasratnya untuk diusung sebagai cawapres-nya Anies.  

Tak dapat dipungkiri niat utama Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi Perubahan tak lain tak bukan adalah agar AHY  diusung sebagai  cawapres-nya Anies. Sayangnya, niat itu belum bersambut. Hal tersebut terlihat nyata dari NasDem dan PKS yang justru masih terus melobi tokoh-tokoh lain agar bersedia menjadi pendamping Anies. Ironisnya faktor cawapres ini pula yang menjadi faktor rapuhnya Koalisi Perubahan.  

NasDem dan PKS pernah memberi syarat kepada Partai Gerindra untuk bergabung di Koalisi Perubahan dengan syarat Anies tetap bakal capres, sedangkan Prabowo, jika mau, boleh menjadi bakal cawapres-nya Anies. Padahal Gerindra sendiri tidak pernah berkeinginan untuk bergabung. Persyaratan Prabowo hanya boleh menjadi  cawapres-nya Anies seolah-olah ingin menghina Prabowo, karena dalam amanat rapimnas Gerindra sudah menetapkan Prabowo sebagai capres dari partai tersebut. Secara senioritas, pengalaman, dan nilai, Prabowo jauh di atas Anies.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah ditawari menjadi cawapres-nya Anies. Yang langsung ditolak. Padahal Luhut-lah yang lebih pantas menjadi presiden daripada Anies. Jika pun Luhut bersedia, ia lebih cocok menjadi cawapres tokoh lain. Bukan Anies.  

Terbaru, pada Sabtu lalu (15/4/2023), Presiden PKS Ahmad Syaikhu, berkunjungi ke Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Pada kunjungan tersebut Mahfud pun dilobi agar bersedia menjadi cawapres-nya Anies.

Padahal, dibandingkan Mahfud yang sudah kenyang dengan pengalamannya di bidang politik, keamanan, dan hukum, serta pemerintahan, Anies tidak ada apa-apanya. Mahfud sudah sangat matang dan teruji dapat menyelesaikan berbagai kasus besar negara terkait politik, keamanan, dan hukum.

Sebaliknya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta melalui politik identitasnya yang paling destruktif sepanjang sejarah, Anies gagal dalam mengurus Provinsi DKI Jakarta. Berbagai masalah daerah DKI Jakarta tidak dapat ia selesaikan. Sebaliknya, ia menambah dan mewariskan berbagai masalah baru.

Mahfud pun menolak secara halus dengan menasihati Presiden PKS itu, agar koalisi mereka jangan mencari cawapres dari luar koalisi, sebab akan menyebabkan perpecahan.  

Tampaknya perpecahan itu yang bakal terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline