Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Gerindra dan Politik SARA

Diperbarui: 14 Juni 2018   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Bidang Hubungan dan Kajian Strategis PP GP Ansor Nuruzzaman dalam sebuah diskusi bertajuk Pembubaran HTI dan Amanat Konstitusi Kita di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)

Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pertimbangan Pusat (Wasekjen DPP) Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman menulis surat terbuka kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, isinya pernyataan dia keluar dari Partai Gerindra.

Di dalam surat terbuka bertanggal 12 Juni 2018 itu Nuruzzaman yangjuga adalah Ketua Bidang Hubungan dan Kajian Strategis PP GP Ansor menulis alasan dia keluar dari Gerindra, yaitu karena Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dianggapnya telah menghina Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Kiai NU, KH Yahya Cholil Staquf.

Pada Minggu, 10 Juni 2018, KH Yahya Cholil Staquf memenuhi undangan  The Israel Council on Foreign Relations oleh American Jewish Committee (AJC) untuk memberi kuliah umum yang bertemakan: "Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation", yang diadakan di The David Amar Worldwide North Africa Jewish Heritage Center, Yerusalem, Israel.

Di dalam video yang diunggah di akun YouTube AJCGlobal (12/6/2018), Yahya Staquf menjelaskan kehadirannya sebagai pemberi kuliah umum di acara tersebut merupakan bentuk dari melanjutkan langkah mantan Presiden Abdurahman Wahid atau Gusdur.

"Ini kehormatan bagi kami, bagi NU, menjadi generasi yang meneruskan langkah yang telah dilakukan Presiden Abdurahman Wahid hingga kami bisa mengunjungi Yerusalem," ujarnya menjawab pertanyaan Rabbi David Rossen yang memandu kuliah umum

Yahya Staquf menjelaskan salah satu ide yang NU tawarkan sebagai solusi bagi konflik di dunia terutama konflik agama adalah Rahmah, atau kasih sayang dan kepedulian satu sama lain.

Menurutnya, orang yang tidak memiliki Rahmah dan kepedulian kepada orang lain, tidak akan bisa memberikan keadilan bagi orang lain.

"Kita harus memilih Rahmah, karena ini adalah awal dari semua hal baik yang kita selalu idamkan. Jika kita memilih Rahmah, baru kita bisa berbicara soal keadilan."

"Jika saya ingin berkata kepada dunia, saya akan serukan untuk memilih Rahmah," ujar Yahya yang langsung disambut tepuk tangan peserta kuliah terebut.

Menanggapi kehadiran Yahya Staquf tersebut, Fadli Zon mencuit cibirannya di akun Twitter-nya:

"Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini mmemalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pada perjuangan Palestina. #2019GantiPresiden".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline