Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Kampus UNRI, Fahri Hamzah Bilang Otak Jokowi Kekecilan

Diperbarui: 4 Juni 2018   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota dari Satuan Brimob bersenjata lengkap bersiaga di depan Gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau, Sabtu (2/6). Tim Densus 88 dibantu Polda Riau dan Polresta Pekanbaru melakukan penggeledahan digedung tersebut dan membawa sejumlah barang. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir (Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir)

Sabtu sore kemarin (2/6) pasukan Densus 88 dengan persenjataan lengkap  masuk kampus Universitas Riau, Pekanbaru, Riau, untuk melakukan penggebrekan dan penangkapan terhadap terduga teroris yang bersembunyi di sana (mess Mapala Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik).

Pasukan Polri Antiteror itu berhasil menangkap tiga orang terduga teroris, yang merupakan alumni Universitas tersebut, angkatan tahun 2002, 2004, dan 2005 dengan sejumlah barang bukti, antara lain 4 buah bom siap digunakan, sebuah granat tangan rakitan, satu pucuk senapan angin, dua busur panah dengan delapan buah anak panah, dan bubuk mesiu untuk membuat bom.

Menurut keterangan dari Kapolda Riau Irjen Pol Nandang, para terduga teroris itu mengaku, bom-bom tersebut rencananya akan diledakkan di kantor DPRD Riau dan DPR RI.

Tentu saja kita menyambut gembira keberhasilan Densus 88 menangkap para terduga teroris itu, meskipun juga merasa prihatin bahwa penangkapan itu semakin membuktikan bahwa paham radikalisme (terorisme) benar-benar sudah merasuk ke kampus-kampus.

Tetapi tidak demikian dengan Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKS, Fahri Hamzah, yang paling cepat merespon aksi antiteror Densus 88 itu lewat akun Twitter-nya, @FahriHamzah,  ia -- seperti biasanya -- justru protes dan  mengecam keras penggebrekan yang dilakukan Densus 88 di dalam kampus Universitas Riau itu, alasannya kampus harus steril dari segala macam senjata api.

Dalam cuitannya, Sabtu(2/6), dimulai pukul 19.40 WIB itu, Fahri menuduh penggebrekan yang dilakukan Densus 88 dengan persenjataan lengkapnya ke dalam kampus Universitas Riau itu sudah sama dengan perilaku rezim Orde Baru.

Ia bahkan men-tag akun Twitter Presiden Jokowi, @Jokowi, untuk menyampaikan kecamannya terhadap aksi antiteror Densus 88 itu, cuitannya:

"Pak @jokowi, ini jangan dibiarkan, kalau senjata laras panjang sudah masuk kampus, kita telah kembali ke zaman batu! Mungkin bapak tidak pernah menjadi aktivis. Maka bapak biarkan kejadian ini. Ini perang dengan mahasiswa!"

Padahal jelas-jelas yang menjadi target Densus 88 itu adalah para terduga teroris yang bersembunyi di dalam kampus itu, bukan mahasiswa yang benar-benar belajar di sana, bukan mahasiswa yang tidak suka dengan Jokowi.

Fahri yang dahulu seorang aktivis merasa bangga, dan oleh karenanya menjadi angkuh dengan menyindir Jokowi dengan kata-kata "Mungkin bapak tidak pernah menjadi aktivis". Seolah kalau sudah mantan aktivis itu pasti menjadi manusia yang baik dan berguna, kenyataannya tidak selalu demikian, contoh kongkritnya, ya, Fahri Hamzah itu.

Jokowi memang dahulu bukan siapa-siapa, mungkin termasuk bukan aktivis, tetapi Jokowi yang sekarang adalah Jokowi Presiden yang benar-benar mengabdi jiwa raganya bagi NKRI berdasarkan Pancasila, oleh karena itu ia juga mati-matian mempertahankan Pancasila dari segala macam rongrongan paham radikalisme, sektarianisme, dan khalifaisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline