Sehari setelah acara Kompasianival, Minggu, 9 Oktober 2016, sebelum kembali ke Surabaya, saya bersama saudara sepupu saya melakukan “napak tilas” kasus “kopi bersianida,” di Kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Kami tiba di kafe tersebut sekitar pukul 11:40, masih sepi, baru sekitar 2-3 meja yang terisi, mungkin karena waktu car free day baru saja selesai (pukul 11:00), sehingga orang bermobil baru bisa datang ke sana setelah itu.
Kami sengaja memilih meja nomor 54 sebagai tempat duduk kami. Di tempat duduk inilah pada 6 Januari 2016, Jessica, Mirna, dan Hani, duduk, sesaat sebelum peristiwa tragis kopi bersianida itu terjadi.
Yang pertama kali kami order tentu saja minuman andalan Olivier, yang semakin terkenal setelah kasus “kopi bersianida” terjadi di kafe itu: Vietnam Coffe, lalu makanan: Grill Salmon, Dory Meuniere, dan Chicken Ratato.
Sekitar 5 menit kemudian, pesanan Kopi Vietnam sudah datang, dengan proses akhir pembuatan kopi dilakukan di atas meja, di hadapan kami.
Gelas sudah diisi dengan susu kental manis, ditambah es batu jika ingin kopinya dingin, di atas gelas ditutup dengan phin filter yang diisi dengan ekstrak serbuk kopi di atasnya.
Gelas ini diletakkan di atas meja kami, lalu pelayannya menuangkan air panas dari cerek ke atas ekstrak serbuk kopi itu. Resapan air ekstrak kopi secara perlahan turun melalui phin filter ke dalam gelas. Setelah terisi cukup, phin filter kopi diangkat pelayannya.
Kopi Vietnam dengan harga Rp 58.000 per gelas (setelah pajak) itu pun siap dinikmati, tanpa ada ampas kopinya sedikitpun, dan tentu saja tanpa sianidanya ... hehehe. Rasanya memang enak.
Saat memesan makanan, kami bilang ke pelayannya, kopinya dikeluarkan lebih dulu, makanannya nanti saja, tetapi pelayannya bilang, jangan lama-lama, karena sebentar lagi kafenya sudah penuh, kalau sudah penuh nanti proses datangnya makanan agak lama. Maka, makanannya pun ikut dikeluarkan hampir bersamaan dengan kopinya.
Benar saja, sekitar 30 menit kemudian mulai berdatangan tamu di Kafe Olivier itu, sampai terisi sekitar 90 persen.
Menurut sepupu saya kafe ini memang sudah lama merupakan kafe favorit banyak orang, dan bertambah ramai lagi sejak mencuat kasus kopi bersianida yang menewaskan Mirna itu.
Menurut saya, kafe ini memang cocok dijadikan tempat bersantai bersama keluarga atau teman-teman sambil menikmati berbagai hidangan favoritnya, bukan hanya Kopi Vietnam saja.
Harganya memang tidak murah, tetapi juga tidak terlalu mahal untuk ukuran sebuah kafe menengah-atas, intinya hargnya lebih-kurang sama dengan harga makanan dan minuman di kafe-kafe sejenis.