Saya baru saja membaca sebuah berita kejadian tragis, seorang perempuan tewas diterkam seekor harimau di sebuah taman safari di Beijing, Tiongkok, tak jauh dari Tembok Besar, Sabtu, 23 Juli 2016.
Perempuan itu keluar dari mobilnya ketika berada di dalam taman safari itu. Dia keluar dari pintu belakang kanan mobil , lalu menuju ke pintu kiri depan mobil itu, sesaat kemudian seekor harimau Siberia menerkamnya, lalu menyeretnya menjauh dari mobil.
Seorang laki-laki segera keluar dari mobil itu, menyusul seorang perempuan, mereka bermaksud menolong perempuan malang itu, tetapi tentu saja mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Dikabarkan perempuan itu tewas di tempat kejadian.
Kejadian tragis itu terekam di CCTV, rekamannya pun tersebar di media sosial (You Tube), lihat video rekaman CCTV-nya di bagian akhir artikel ini.
Pemerintah distrik Yanqing, mengkonfirmasikan kebenaran kejadian tersebut. Saya teringat pengalaman saya beberapa tahun lalu di Taman Safari, Cisarua, Bogor, ketika saya dan keluarga jalan-jalan liburan di sana. Kami masuk dengan mobil mengelilingi Taman Safari itu, saya duduk di sebelah depan samping sopir. Sampai di kawasan harimau, di depan pintu terpasang peringatan dilarang membuka jendela dan pintu mobil, dilarang keras turun dari mobil.
Masuk di kawasan itu, seperti biasa, tampak beberapa ekor harimau tidur-tiduran di dekat jalan, ada berjalan-jalan santai, ada juga yang berdiri diam di tengah jalan. Semua mobil berjalan perlahan-lahan, sambil melihat-lihat harimau-harimau itu, termasuk kami. Beberapa menit kemudian, seekor harimau besar mendekati mobil kami yang sedang berjalan perlahan, dia mengikuti jalannya mobil kami dari samping kiri, sepertinya dia tertarik dengan roda depan sebelah kiri, dekat saya duduk. Jadi saya bisa melihat jelas harimau itu.
Saya melihat sepertinya dia mencium-cium ban mobil yang sedang berputar perlahan itu, saya pikir seperti anjing yang suka memcium-cium sesuatu. Sesaat kemudian sopir kami bilang, ban bocor. Ternyata, harimau besar itu bukan sedang mencium ban tersebut, tetapi mengigitnya! Saya pun melihat ban itu langsung kempes, habis anginnya. Padahal ban mobil yang kami pakai itu ban besar model off road, tebal dan keras, apalagi masih baru.
Pengawas yang berada di menara berteriak dengan pengeras suara kepada kami, jangan ada yang keluar, meminta kami segera membawa mobil itu perlahan-lahan keluar dari kawasan harimau itu. Setelah kami keluar, dan pintu kawasan itu ditutup, datanglah seorang petugas Taman Safari itu membantu kami mengganti ban tersebut. Ban off road yang begitu tebal dan keras sobek besar dan dalam, panjangnya sekitar 15 cm, bahkan ada sebagian yang cuil.
Bayangkan saja bagaimana kuat dan panjangnya gigi harimau itu. Saya melihat dia hanya seperti mencium dan menyentuh perlahan ban mobil itu dengan moncongnya, tetapi ternyata dengan “sentuhan” itu saja ia sudah membuat ban off road itu sobek sedemikian besar dan dalam. Bagi harimau ban sekeras itu lembek seperti agar-agar.
Ketika itu, saya membayangkan, ban mobil yang sedemikain keras itu saja seperti itu, bagaimana dengan daging manusia jika diterkam harimau?