Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Menkumham Yasonna Laoly, Menteri Terburuk di Kabinet Jokowi

Diperbarui: 14 Juli 2016   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(detik.com)

Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly merespon santai kaburnya  narapidana Anwar alias Rizal (25), dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat, pada Kamis, 7 Juli lalu. Anwar kabur dengan menyamar sebagai perempuan, mengenakan jilbab yang dibawa oleh istrinya, Ade Irma. Mereka memanfaatkan ramainya kunjungan keluarga narapidana di hari lebaran, dan begitu lemahnya pengawasan di lapas tersebut.

Anwar adalah pelaku pemerkosaan dan pembunuhan sadis terhadap keponakan perempuannya sendiri yang masih berusia 12 tahun, siswi MTs Jakarta, pada 22 Oktober 2015.  

Ia ditangkap polisi pada 24 November 2015, dan pada 23 Juni 2016 divonis hakim dengan hukuman penjara seumur hidup.

Apa pernyataan Menkumham Yasonna Laoly itu tentang kaburnya napi Anwar itu?

Seolah-olah kasus seperti  itu bukan sesuatu yang terlalu penting untuk dirisaukan, dan baru pertama kali terjadi, Yasonna pun berkata bahwa kejadian itu bisa terjadi karena situasi terlalu ramai  sedangkan staf lapas terbatas.

Yasonna bilang (11/7/2016), "Justru itu tambah padat tambah ini, kan kekurangan staf. Salemba itu sudah 3 ribu lebih dan satu shift pengawasnya 20 orang. Hari raya kita tahan tidak baik. Anak istri datang berkunjung. Bayangkan satu lapas penghuni 3 ribu keluarganya dikali. Tidak mungkin tidak kita kasih kesempatan bertemu. Yaitu ada saja modus seperti itu."

Kata dia, sebenarnya memang harus waspada saat lebaran, seperti meminta bantuan bantuan TNI dan Polri dalam pengawasan, tetapi itu tidak bisa dilakukan karena tenaga mereka dibutuhkan untuk pengamanan lebaran. Seolah-olah total 100 persen seluruh polisi dan TNI dikerahkan untuk pengamanan lebaran itu.

Yasonna pun terkesan membela petugas lapas Salemba itu, dan meminta masyarakat bisa memakluminya, dengan berkata: "Kalau ada kelalaian, kalau ada kesengajaan. Cobalah kamu pikir itu. Datang berapa ribu kunjungan yang ngawasi beberapa orang. Itu mengatasinya tidak semudah kita pikirkan. Tapi itu dari 190 ribu anda bisa mengatakan satu dua, ini anak sekolah bolos bisa terjadi. Ini bayangkan ini di tengah keterbatasan ini bisa kita lakukan." (sumber).

Padahal dengan menyatakan hal-hal tersebut di atas justru menunjukkan untuk kesekian kalinya ketidakbecusan dia sendiri sebagai seorang Menkumham, yang seharusnya mampu memperbaiki sistem keamanan dan pengawasan di lapas-lapas dengan kondisi-kondisi seperti itu, sebab kaburnya napi dari lapas itu sudah berulang kali terjadi, dan bukan hanya pada hari libur besar dengan terlalu ramainya kunjungan keluarga napi seperti kejadian pelarian Anwar tersebut di atas.

Yasonna sendiri menyatakan bahwa lapas tersebut sedang kekurangan tenaga penjaga, dan bahwa pengunjung keluarga napi di hari-hari libur besar seperti lebaran ini akan membludak, tetapi kenapa sebagai menteri yang membawahi seluruh lapas di Indonesia itu, Yasonna malah tidak melakukan langkah-langkah antisipatif, tidak berbuat apa-apa, atau lebih tepatnya tidak tahu harus berbuat apa. Apalagi kasus kaburnya napi dari lapas bukan baru pertamkali ini terjadi, tetapi sudah berkali-kali. Bahkan di kala Yasonna sebagai Menkumham, kaburnya napi dari lapas justru menunjukkan frekwensi yang kian meninggi.

Beberapa kasus-kasus pelarian napi dari lapas dari Januari sampai Juli 2016 ini:

  • 3 Januari 2016: Seorang napi bernama Eko Supriadi (23) kabur dari Lapas Klas II B Tanjungpandan, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.
  • 13 Maret 2016: Tujuh napi berhasil melarikan diri dari Lapas Kelas IIA Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor;
  • 14 April 2016: Dua napi melarikan diri dariLapas Kelas II A Cibinong Pondok Raje;
  • 23 April 2016: Dua napi narkoba melarikan diri dari Lapas Lhoksukon, Aceh Utara;
  • 26 April 2016: Seorang tahanan bernama Melani alias Gladis yang mengaku keponakan Menkum dan HAM, Yasonna Laoly kabur saat sedang bersama Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Bandung;
  • 2 Mei 2016: Tiga napi kabur dari rumah tahanan Baturaja, Kabupaten OKU, Sumsel;
  • 7 Juli 2016: Napi narkoba Saman Hasan alias Messi, asal Turki kabur dari Lapas Besi Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah;
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline