Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Kisah Jumat Agung dan Paskah

Diperbarui: 27 Maret 2016   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Sumber Gambar: Kompas.com)"][/caption]Sesuai dengan tradisi yang sudah dilakukan oleh para Paus sebelumnya, sejak hampir 2.000 tahun lalu, kemarin, Paus Frasiskus juga menjalani ritual memperingati Kamis Putih, dengan mencuci dan mencium kaki kaum papa. Untuk tahun ini, yang dipilih Vatikan adalah dua belas orang pengungsi, yang terdiri dari empat wanita: satu beragama Katolik, dan tiga beragama Kristen Koptik Eritrea. Dan delapan pria pengungsi, yang terdiri dari empat Katolik dari Nigeria, tiga Muslim dari Mali, Siria, dan Pakistan, serta satu orang beragama Hindu dari India. Paus menyatakan kita semua adalah sama sebagai anak-anak Tuhan.

Seusai melakukan ritual tersebut, Paus Fransiskus menyampaikan pesannya perdamaiannya: "Kita semua, bersama-sama, Muslim, Hindu, Katolik, Koptik, Evangelis, adalah bersaudara. Anak-anak Tuhan. kami ingin hidup dalam damai."

Paus ingin semua umat manusia bersatu dalam persaudaraan sebagai anak-anak Tuhan. Meskipun baru saja terjadi bom bunuh diri di Brussel, Belgia, Paus tak ingin adanya sentimen antiMuslim yang saat ini kian marak di Eropa.

Menurut Paus Fransiskus, gerakan melayani ini kontras dengan gerakan serangan bom di Brussel yang ingin menghancurkan persaudaraan antarmanusia.

"Kita semua memiliki perbedaan kultur dan agama, tapi kita semua bersaudara dan ingin hidup dalam kedamaian," kata Paus Fransiskus dalam homili-nya.

Menurut dia, perang hanyalah untuk orang-orang haus darah yang berdiri dibalik industri senjata.

Kamis Putih

Tradisi Kamis Putih, yang diperingati secara khusus oleh Paus Fransiskus, dan diikuti oleh gereja-gereja Katolik di seluruh dunia itu didasarkan apa yang pernah dilakukan Yesus Kristus kepada dua belas muridNya, saat memulai perjamuan Paskah terakhirNya, sebelum Ia ditangkap dan dihukum mati di atas kayu salib.

Pesan yang paling hakiki dari Yesus tentang ritual tersebut adalah bahwa seorang pimpinan itu selalu harus merendahkan dirinya dan selalu melayani semua orang, bukan dilayani.

Hal ini juga mengingat kita kepada pesan Yesus yang lain: “Barangsiapa meninggikan dirinya ia akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan di mata Tuhan.

Seusai mencuci dan mencium kaki kedua belas muridNya itu, Yesus berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan,  dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu, sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. ...”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline