Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Penghakiman Ahok oleh Ratna Sarumpaet yang Salah Arah

Diperbarui: 25 Desember 2016   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(You Tube)"][/caption]Di artikel saya sebelum ini, saya menulis tentang acara Indonesia Lawyer Club (ILC) asuhan Karni Ilyas, TV One, edisi 8 Maret 2016, yang dengan tak hadirnya Ahok dan Teman Ahok, dijadikan ajang penghakiman oleh para lawan Ahok yang menguasai “arena” ILC itu, salah satunya yang paling menonjol, karena paling bersemangat menghakimi Ahok adalah Ratna Sarumpaet.

Ratna bahkan sudah tidak lagi menggunakan kata “diduga” atau “menduga”, tetapi secara langsung sudah menuding Ahok korupsi dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. “Saya yakin 99 persen, Ahok korupsi di Sumber Waras!” katanya.

Ratna menuding Ahok adalah seorang pemimpin yang tidak pernah pro-rakyat, tetapi semata-mata hanya pro-investor. Tidak ada satu pun proyek Ahok yang dibangun untuk rakyat, semuanya adalah demi investor. Seperti dalam kasus Kampung Pulo dan Kalijodo. “Tidak perduli rakyat mau jadi, apa, kek!” serunya dengan muka marah.

Padahal, kalau benar Ahok tak perduli terhadap rakyat yang kena penertiban atas tanah-tanah negara yang mereka tempati secara ilegal itu, tentu Ahok akan bersikap seperti gubernur-gubernur sebelumnya, asal main gusur, tanpa menyediakan rumah susun yang jauh lebih layak dan manusiawi bagi mereka.

Sedangkan lahan-lahan negara yang sudah kosong itu akan dijual kepada investor properti untuk mendirikan mall, hotel, apartemen, dan sebagainya. Hal yang lazim dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya.

“Tidak semua orang suka sama Ahok!” seru Ratna Sarumpaet.

Padahal anak Sekolah Dasar pun  tahu, di dunia ini, manakah ada seorang pimpinan yang disukai semua orang?

Namun demikian, fakta berbicara, survei demi survei, semua menghasilkan bahwa elektabilitas Ahok selalu naik, berselisih jauh dengan para calon gubernur DKI lainnya. Entah bagaimana jika survei juga memasukkan nama Ratna Sarumpaet bersaing dengan Ahok.

Ratna Sarumpaet sendiri, pasti sadar, tidak semua orang suka dengan dia. Di media sosial, dari reaksi netizen terhadap pernyataan-pernyataanya itu, terlihat bahwa  banyak netizen yang tidak suka dia.

Menuding Kompas?

Ratna mencontoh kasus penggusuran di Kampung Pulo dan Kali Jodo, sebagai contoh nyata tindakan represif Ahok terhadap rakyat kecil dengan menggunakan aparat kepolisian dan TNI.

Celakanya, katanya, media massa juga mendukung Ahok dengan menyebarkan berita-berita tak benar tentang kesuksesan Ahok. Termasuk, media beroplah terbesar di Indonesia, yang menulis penggusuran Kali Jodo berjalan lancar. Padahal, katanya, penggusuran itu dilakukan dengan menakut-nakuti rakyat, Ahok menggunakan aparat kepolisian dan tentara membuat rakyat takut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline