Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Janggalnya Analisa Neta S Pane tentang Serangan Teroris di Jakarta

Diperbarui: 20 Januari 2016   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah kenapa, dan apa yang sebenarnya ada di benak Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, saat menjadi salah satu pembicara dalam acara diskusi publik di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa, 19/1/2016. Karena, menurut dia, ada lima kejanggalan dalam peristiwa serangan teroris yang terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) lalu itu.

Kelima kejanggalan versi Neta S Pane itu adalah sebagai berikut:

Pertama,  kenapa rombongan Krishna Murti cepat tiba ke TKP hanya dalam 10 menit. Bahkan, Krishna sudah memakai rompi antipeluru dan langsung beraksi. Padahal, Krishna bukan Densus. “Dia (Krishna) adalah Direktur Reserse Kriminal Umum," ujar Neta.

Kedua, Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin begitu cepat datang ke lokasi hanya dalam waktu 10 menit.

Ketiga, “Kenapa pelaku begitu tenang beraksi di ruang publik." Menurut Neta, selama ini, pelaku teroris itu selalu bersembunyi. Namun, kali ini, teroris tersebut tampil ke publik dan bergaya seperti tim Densus 88 juga.

Keempat, "Kenapa setelah bom itu meledak, muncul polemik antara BIN dan polisi bahwa ini ISIS atau bukan."

Kelima, terletak pada pihak kepolisian. Ia menganggap polisi tidak memaparkan tentang tim pengantar dan penjemput teroris tersebut. "Karena kalau kita lihat dari kondisinya sangat mustahil kalau teroris itu tiba-tiba muncul. Memang dia jelangkung tidak diantar dan dijemput."

Sebab, kata Neta, pihak kepolisian sempat menemukan ada kendaraan dengan pelat D. "Namun, temuan ini kan tidak dijelaskan. Polisi tidak transparan," katanya

(Sumber: Kompas.com)

Dari lima kejanggalan yang disebut Neta S Pane itu, dapat disimpulkan bahwa dia curiga serangan teroris di Sarinah, Thamrin itu, hanyalah merupakan suatu rekayasa. Salah satu yang merekayasa itu mungkin polisi. Tetapi, rekayasa itu untuk apa, apakah untuk pengalihan isu, isu apa? Tidak disinggung oleh Neta.

Analisa aneh Neta S Pane ini sama juga dengan dia sama sekali tidak menghargai prestasi polisi menaklukkan para teroris itu, meskipun nyawa taruhannya. Suatu sikap yang bertolak belakang dengan begitu tingginya apresiasi masyarakat terhadap sejumlah polisi yang berjibaku di lokasi kejadian (baca: 7 Polisi Penakluk Teroris Sarinah).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline