Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Makanan Kaki Lima, Harga Bintang Lima

Diperbarui: 23 Juli 2015   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Kawasan Geylang, Singapura"][/caption]

September tahun lalu, dunia maya Indonesia dihebohkan dengan pengalaman seorang pemilik akun Face Book yang menceritakan pengalaman pahitnya makan di sebuah rumah makan di kawasan wisata Pantai Karang Bolong, Anyer, dengan mengunggah nota bukti pembayaran makanan di rumah makan tersebut.

Dua ikan bakar dihargai Rp 400 ribu, 1 cumi saos tiram Rp 180 ribu, 3 cah kangkung Rp 200 ribu, 1 baso sapi Rp 20 ribu, 2 nasi putih Rp 90 ribu, 2 lalap+sambal Rp 30 ribu, dan 1 es teh manis Rp 80 ribu. Jumlah total yang harus dibayar adalah Rp 1 juta.

"hati2 makan d "rmh makan" skitaran pantai anyer. baru kali ini makan smp sjuta. mending eksklusif, kaya warung pecel ayam... bakso smangkok harganya ckckckckckck. bakso kecil2 gt aja," demikian tulis pemilik akun Facebook yang bernama Dewi Kabisat Andriyani di bawah unggahan kwitansi seperti dikutip merdeka.com ketika itu.

Setelah kehebohan itu, muncul beberapa pengakuan orang lain yang mengaku mempunyai pengalaman yang sama saat makan di kawasan wisata itu. Katanya, banyak rumah makan di sana yang tidak mencantumkan harga makanan dan minumannya di daftar menunya. Saat selesai makan akan muncul tagihan dengan harga makanannya yang tidak masuk akal karena terlalu mahal. Lebih mahal daripada harga di restoran.

Nah, baru-baru ini, tepatnya pada Minggu malam, 19 Juli 2015, saya mengalami hal yang sama, tetapi bukan di Indonesia, melainkan di Singapura. Saat mengisi hari libur Lebaran baru-baru ini di sana.

Pengalaman itu diperoleh saat makan malam bersama keluarga di salah satu rumah makan kelas depot pinggir jalan di kawasan Geylang Road, tepatnya Lor 35 Geylang. Di kawasan Geylang ini memang merupakan pusat kuliner dengan rumah-rumah makan kelas depot begini.

Di rumah makan yang kami makan ini juga di menunya tidak dicantumkan harganya. Meja dan kursi di taruh di emperan, dan hampir semua penuh. Hampir semua meja memesan menu masakan kepiting bihun, jadi kami pun memesannya.

Ternyata khusus untuk menunggu masakan kepiting bihun ini memerlukan kesabaran tingkat tinggi. Sekitar dua jam baru dihidangkan!

Namun, itu belum seberapa saat hendak membayar, dan disodori nota tagihannya, yang mampu membuat jantung berdebar lebih kencang daripada biasanya. Berikut rinciannya:

[caption caption="Kerang Gong Gong"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline